Bagikan:

Presiden Macron Urung Pakai Stair Lift Candi Borobudur, karena Kontroversial?

Padahal, stair lift itu sarana akses khusus yang disiapkan pemerintah untuk kedua kepala negara.

NASIONAL

Selasa, 03 Jun 2025 18:00 WIB

Presiden Macron Urung Pakai Stair Lift Candi Borobudur, karena Kontroversial?

Biksu asal Thailand, Phrakhruwinaitorn Rungdet mencoba stair lift di Candi Borobudur, usai kunjungan Presiden Marcon dan Presiden Prabowo. Foto: KBR/Ken

KBR, Yogyakarta- Presiden Prancis Emmanuel Macron tak menggunakan stair lift yang dipasang di Candi Borobudur saat mengunjungi situs tersebut bersama Presiden Prabowo Subianto, Kamis, 29 Mei 2025.

Padahal, stair lift atau kursi bermotor yang dipasang pada rel di sepanjang tangga candi itu sarana akses khusus yang disiapkan pemerintah untuk kedua kepala negara.

Prabowo dan Macron tak lama mengunjungi Candi Borobudur. Kedua kepala negara meninggalkan situs warisan dunia UNESCO itu sekitar pukul 15.15 WIB, setelah berada di lokasi sekitar satu jam.

Mobil Kepresidenan yang ditumpangi Presiden Marcon saat melintas memasuki kawasan Candi Borobudur, Kamis, (29/5/2025). (Foto: KBR/Ken).


Presiden Macron Jalan Kaki

Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Philip Wijaya mengatakan, Presiden Marcon memilih berjalan kaki menapaki anak tangga untuk bisa menikmati puncak Candi Borobudur, alih-alih memakai stair lift.

"Presiden Prancis rupanya tidak mau naik (stair lift), jalan saja. Saya enggak tahu persis (alasannya)," jelasnya, Kamis, 29 Mei 2025.

Philip menilai, keputusan Presiden Macron menjadi simbol penghargaan terhadap nilai spiritual Candi Borobudur. Hal itu sekaligus menunjukkan kesungguhan dan penghormatan terhadap tradisi dan budaya Indonesia.

"Saya memahami, pemasangan stair lift di Candi Borobudur memang menuai pro dan kontra dari masyarakat. Tetapi, pemasangan fasilitas itu sebenarnya ditujukan untuk mempermudah akses bagi tamu negara, dalam hal ini kunjungan Presiden Macron," ungkapnya.

Philip menyebut, pemerintah sudah menerangkan, bahwa pemasangan stair lift bersifat sementara, tidak melubangi atau merusak struktur candi, melainkan menggunakan plat logam yang dapat dilepas kapan saja.

"Pemerintah tentu sudah sangat hati-hati dan mendasarkan semua tindakan pada rekomendasi UNESCO. Kita percaya setiap langkah pemerintah melalui proses pengkajian matang. Jadi, kami di Permabudhi menyikapi ini dengan terbuka dan positif," tegasnya.

Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Philip Wijaya di Candi Borobudur, Jawa Tengah, Kamis, 29 Mei 2025. Foto: KBR/Ken


Dikembalikan

Philip berharap, catra-mahkota stupa utama yang kini disimpan di Museum Borobudur dapat dikembalikan ke tempat asalnya, sebagai bagian dari revitalisasi spiritual candi. 

Menurutnya, pengembalian catra akan memberi nilai lebih bagi umat Buddha yang beribadah di candi, sekaligus menarik minat peziarah dan peneliti spiritual dari seluruh dunia.

"Candi Borobudur terus menjadi magnet spiritual dunia, pusat dialog antarperadaban, dan simbol kejayaan masa lalu yang memberi inspirasi bagi masa depan Indonesia," tandasnya.

"Catra itu bukan sekadar elemen arsitektur, tetapi melambangkan kesempurnaan spiritual, dan jika dikembalikan akan memperkuat aura kesucian Borobudur. Kami sudah berdiskusi dengan Menteri Kebudayaan, Pak Fadli Zon," imbuh Philip.

Suasana Candi Borobudur saat kunjungan Presiden Marcon dan Presiden Prabowo berlangsung, Kamis, (29/5/2025). (Foto: KBR/Ken).


Menyambut Baik

Meski menuai pro dan kontra, ada pula yang menyambut baik pemasangan stair lift di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Salah satunya dari para tokoh agama. Stair lift juga diklaim jadi solusi bagi para pengunjung lansia maupun disabilitas yang selama ini kesulitan saat menaiki anak tangga batu candi warisan dunia itu.

Salah satu tokoh agama yang turut merasakan manfaat stair lift adalah Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) Jawa Tengah, Tanto Soegito Harsono. Ia berkesempatan menjajal langsung stair lift pasca-lawatan kedua kepala negara itu berakhir.

“Saya sudah dijelasin kalau tumpuannya hanya dilapisi di bawah, jadi tidak ada pengeboran di lantai (seperti yang ramai di media sosial). Perhitungan bebannya sudah oke, bagus sekali, dan satu kata yang saya katakan 'luar biasa',” ujar Tanto saat ditemui usai mencoba stairlif di Candi Borobudur, Kamis, (29/5/2025).

Sangat Membantu

Menurut Tanto, fasilitas ini sangat membantu bagi dirinya yang memiliki masalah pada kaki pasca-operasi. Sebab, ia harus menggunakan alat bantu tongkat untuk menjaga keseimbangan tubuhnya saat menaiki tangga candi.

“Kalau dengan kaki, saya harus bawa tongkat untuk naik, untuk jaga keseimbangan. Tetapi, dengan stair lift ini kita duduk manis, hanya berpindah kursi sudah sampai di atas,” jelasnya.

Tanto yang hampir setiap minggu mengunjungi Borobudur untuk mendampingi tamu menilai, kehadiran stair lift menghemat banyak tenaga dan waktu.

"Kalau jalan kaki, lelah dan harus berhenti dulu untuk atur nafas. Tetapi, ini cepat sekali, rasanya satu menit sudah sampai lantai atas,” ungkapnya.

Komentar Biksu

Sementara Biksu asal Thailand, Phrakhruwinaitorn Rungdet juga mengapresiasi teknologi ini. Ia menilai, stair lift sebagai solusi nyata bagi para lansia dan tokoh agama yang memiliki keterbatasan fisik.

“Baik sekali ini, terutama untuk orang-orang yang punya penyakit dan gampang capek. Saya sangat berharap pemerintah dan semua pihak bisa mendukung, agar lift ini bisa terus digunakan,” ungkapnya.

Banthe Rungdet juga membantah anggapan bahwa pemasangan stair lift merusak struktur candi. “Tidak ada dipaku seperti yang dibicarakan orang-orang yang protes itu. Kursinya pun sangat nyaman,” katanya.

Kehadiran stair lift diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya pengelola kawasan, termasuk InJourney, untuk menjadikan Borobudur sebagai destinasi inklusif dan ramah bagi semua kalangan tanpa merusak nilai sejarah dan arsitektur candi.

Meski demikian, keberlanjutan penggunaan stair lift masih menjadi wacana yang tergantung pada keputusan pemerintah dan pengelola situs. Bagi banyak pihak, khususnya warga lanjut usia dan difabel, fasilitas ini jelas sangat membantu dan sepatutnya dipertahankan.

Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) Jawa Tengah, Tanto Soegito Harsono bersama Biksu asal Thailand, Phrakhruwinaitorn Rungdet di Candi Borobudur, Kamis, (29/5/2025). (Foto: KBR/Ken).


Komentar Arkeolog

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI), Marsis Sutopo mengatakan, Candi Borobudur tersusun dari batu andesit, dan rentan tekanan, gesekan, maupun benturan, yang dapat mengancam keutuhan batu dan stabilitas struktur bangunan secara keseluruhan.

Karena itu, Ia berharap, pemasangan alat tersebut tak menimbulkan kerusakan fisik maupun menurunkan citra candi sebagai cagar budaya nasional dan warisan dunia.

"Sehubungan dengan pemasangan stair lift pada tangga pintu Candi Borobudur, kami mengimbau agar pihak pengelola mencermati secara saksama dampak yang mungkin ditimbulkan," tutur Marsis, Sabtu, 31 Mei 2025, seperti dikutip KBR dari Media Indonesia, Selasa, 03 Juni 2025.

Apa Itu Stair Lift?

Mengutip situs disabilitysupport.govt.nz, stair lift adalah alat berupa kursi yang dapat diduduki seseorang saat lift bergerak naik atau turun di antara lantai. Lift bergerak di atas rel yang dipasang pada tangga atau pada dinding di samping tangga.

Stair lift dapat digunakan untuk tangga di dalam rumah maupun di luar rumah, misalnya untuk naik turun ke/dari rumah. Kursi stair lift dapat dilipat ke arah dinding saat tidak digunakan, sehingga orang lain tetap bisa berjalan naik turun tangga.

Kemampuan Stair Lift

Stair lift yang dipasang di Candi Borobudur mampu mengangkat beban maksimal 140 kilogram. Kecepatan alat ini sekitar 0,15 meter per detik atau 45 detik per lantai.

Untuk menaiki stair lift ini, pengunjung dapat duduk di kursi, yang memiliki sabuk pengaman, dan remote di kursinya. Stair lift bergerak memakai tenaga listrik.

Mengutip detik.com, stair lift diklaim dipasang tanpa merusak struktur bebatuan yang ada di candi. Rel yang dipasang tak menggunakan paku atau pengeboran. Pada tangga naik dipasang karet, lalu di atasnya dipasang pelat besi penopang rel.

Biksu asal Thailand, Phrakhruwinaitorn Rungdet mencoba fasilitas stairlift di Candi Borobudur, Jawa Tengah, usai kunjungan Presiden Marcon dan Presiden Prabowo berakhir, Kamis, 29 Mei 2025. Foto: KBR/Ken


Potensi Pariwisata?

Terlepas dari kontroversi pemasangan stair lift, bagi Pemerintah Jawa Tengah, kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Candi Borobudur diyakini akan berdampak signifikan terhadap promosi wisata di sana. 

Apalagi, Candi Borobudur merupakan destinasi unggulan berskala internasional dan salah satu warisan dunia UNESCO. Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi menjelaskan, keyakinannya tersebut.

“Dengan datangnya presiden Prancis ke tempat kita, ini akan lebih meningkatkan tourism di wilayah kita. Tentu juga menjadi potensi yang sangat besar sekali (untuk pariwisata),” ujar Luthfi di Candi Borobudur, Kamis, (29/5/2025)

Meski belum ada kerja sama langsung antara Pemerintah Prancis dan Pemprov Jawa Tengah, Luthfi mengungkapkan, koordinasi tetap dilakukan di tingkat kementerian, khususnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

“Enggak ada (kerja sama langsung dengan Jateng, tetapi, kan, itu di kementerian ada Ibu Menteri Pariwisata,” pungkasnya.

Baca juga:

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending