Bagikan:

Musik Mendukung Pertumbuhan Anak, IDAI Punya Penjelasannya

Pada masa golden age, ada sekitar 100 miliar sel otak siap ...

NASIONAL

Jumat, 27 Jun 2025 09:00 WIB

Author

Aura Antari

Musik Mendukung Pertumbuhan Anak, IDAI Punya Penjelasannya

Ilustrasi: Musik untuk mendukung pertumbuhan anak-anak. Foto: Freepik

KBR, Jakarta- Musik dapat merangsang berbagai area otak anak secara bersamaan. Rangsangan ini sangat penting pada masa keemasan atau golden age anak, yakni usia 0 sampai 6 tahun atau dikenal dengan periode seribu hari pertama kehidupan.

Pada masa golden age, ada sekitar 100 miliar sel otak siap dirangsang agar kecerdasan seseorang bisa berkembang optimal. Pentingnya musik bagi anak disampaikan Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso.

“Musik berperan untuk otak anak. Jadi, bisa merangsang berbagai area otak secara simultan, termasuk lobus temporal untuk pendengaran, frontal untuk perencanaan emosi, ceberellum untuk koneksi motoric,” ujarnya saat media briefing ‘Manfaat dan Peran Musik untuk Perkembangan Anak’, yang digelar daring, Selasa, (24/6/2025).

Anak yang sering mendengar atau belajar musik, terutama dengan lirik, cenderung memiliki kosa kata dan struktur kalimat lebih banyak. Piprim menilai, apabila orang tua menerapkan hal-hal ini sejak dini dapat membantu mencetak generasi lebih baik.

"Ini juga meningkatkan konektivitas antar-neuron, terutama pada golden age, usia 0 sampai 6 tahun. Kita kenal dengan seribu hari pertama kehidupan, ya," imbuhnya.

“Saya kira hal-hal yang akan kita bahas ini, kalau bisa nanti diterapkan oleh orang tua akan turut berkontribusi untuk mencetak generasi emas di 2045,” ungkapnya.

Mengembangkan Empati

Proses belajar musik merupakan hal kompleks dan menantang. Ketika anak mengalami sendiri bagaimana sulitnya mempelajari alat musik atau menyusun harmoni, mereka menjadi lebih mudah berempati terhadap orang lain.

Penjelasan kompleksitas tersebut dituturkan Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Pediatrik Sosial IDAI, Lisa Pangemanan dalam acara yang sama.

“Mereka belajar berempati karena mereka paham betapa sulitnya untuk menguasai kemampuan tersebut. Sehingga kalaupun ada penampilan yang kurang, kita tidak langsung memberikan kritik yang bagaimana,” ujarnya.

"Seperti kalau kita melihat konser musik yang dikerjakan oleh anak-anak, mereka tidak semuanya memberikan suatu penampilan yang sempurna. Tetapi, kita belajar untuk mengapresiasi itu," tutur Lisa.

Ilustrasi musik untuk pertumbuhan anak-anak. Foto: Freepik


Cara Anak Menikmati Musik

Perbedaan cara anak menikmati musik dapat mengaktifkan area otak yang berbeda-beda. Cara anak menikmati musik dapat dibagi menjadi aktif atau pasif, berkelompok atau sendiri, serta dengan gerakan atau tanpa gerakan.

“Berdasarkan cara menikmati, kita bisa membagi menjadi aktif versus pasif, grup versus perseorangan, gerak versus tidak bergerak. Maksudnya, bila aktif, maka bukannya dia hanya mendengarkan, tetapi juga dia memainkan alat musik. Dibandingkan yang pasif, dimana dia hanya mendengarkan. Bisa berupa permainan musik yang dilakukan secara grup, tetapi bisa juga perseorangan,” jelasnya.

Misalnya, bermain musik dalam sebuah orkestra termasuk aktivitas kelompok yang besar, sementara bermain gitar atau piano sendirian merupakan bentuk perseorangan. Selain itu, ada juga perbedaan antara menikmati musik sambil bergerak, seperti menari atau mengikuti irama dengan tubuh dengan menikmati musik tanpa melakukan gerakan.

“Apakah dia sambil bergerak atau tidak ada gerakan yang dikerjakan. Bila kita melihat musisi, seringnya sambil memainkan musik pun, mereka juga ada koreografi yang mereka kerjakan. Nah, perbedaan dalam cara menikmati ini akan mengaktifkan area otak yang berbeda,” ujarnya.

Sejak dalam Kandungan

Lisa mengatakan, memperkenalkan musik idealnya sedini mungkin, karena bayi sudah mulai bisa merespons suara sejak tiga bulan terakhir masa kehamilan. Irama pertama yang mereka kenali biasanya adalah detak jantung sang ibu.

“Tiga bulan terakhir kehamilan, ternyata respons terhadap suara itu sudah ada. Irama pertama yang dikenali bayi adalah detak jantung ibu,” ungkapnya.

Orang tua dapat bernyanyi atau memutar musik di sekitar anak, namun dia mengatakan penggunaan earphone yang ditempel langsung ke perut ibu hamil sebaiknya tidak dilakukan sembarangan. Meski ada anggapan bahwa hal tersebut bisa membantu menstimulasi janin, belum ada cukup penelitian yang membuktikan efektivitas atau keamanannya.

“Saya sangat menyatakan bahwa memang perlu penelitian lebih lanjut, gitu, ya. Karena berdasarkan pengalaman pribadi, waktu saya ngide memdengarkan itu ke anak saya, bukannya tambah tenang malah tambah emosi. Somehow dia bisa menendang earphone-nya secara tepat gitu. Jadi, mungkin kurang nyaman karena kencang atau segala macam,” katanya.

Anak-anak bermain musik. Foto: Freepik


Musik Jenis Apa?

Lisa mengatakan, jenis musik sebaiknya disesuaikan tujuan dan kenyamanan pendengarnya. Musik klasik memang paling sering diteliti, terutama komposisi seperti Mozart K448 yang berdampak positif dalam kondisi depresi. Tetapi, bukan berarti musik lain tidak bermanfaat.

“Apakah musik daerah bisa digunakan? Ternyata pada beberapa daerah itu meneliti dan jawabannya adalah, iya, gitu, kan. Sehingga kalau ditanyakan mana yang memberikan dampak yang baik, penelitian terbanyak yang sudah dikerjakan adalah mengenai Mozart. Apakah harus Mozart? Ya, sebetulnya tidak juga,” ungkapnya.

Lisa menyebut, gamelan juga memiliki potensi yang sama, meski masih perlu lebih banyak penelitian. Tidak semua karya musik dari satu genre akan memiliki efek sama. Bahkan dalam satu komposer seperti Mozart, tidak semua cocok untuk stimulasi otak anak.

“Ada penelitian mengenai gamelan dan itu fine-fine saja. Cuman mungkin perlu diteliti lanjut. Komposisi gamelan yang mana? Karena, tadi sudah saya sebutkan, bahkan dengan musik klasik pun lagu yang mana gitu kan,” ungkapnya.

Lisa menyarankan, orang tua menggunakan musik yang mudah diterima dan memberikan rasa nyaman. Seperti lagu Twinkle Twinkle Little Star yang dinilai lebih universal dan menyenangkan.

Twinkle Twinkle Little Star itu kayaknya sangat bisa diterima oleh berbagai kalangan. Melodinya yang penting,” pungkasnya.

Seorang anak berlatih bermain gitar bersama ayahnya. Foto: Freepik


Kriteria Musik

Mengutip jurnal Universitas Negeri Surabaya berjudul "Pendidikan Musik untuk Anak Usia Dini" karya Sugeng Utuh Priyanto, ada beberapa kriteria-kriteria pemilihan musik untuk anak 2-4 tahun.

1. Ritme

Ritme sebaiknya tidak terlalu keras atau riang, dengan sedikit variasi yang sederhana. Gunakan tempo 2/4 atau 4/4 karena mudah merangsang gerakan seperti berjalan, berbaris, atau bertepuk tangan.

2. Melodi

Melodi harus sederhana, indah, mudah diikuti, lembut tanpa loncatan nada yang besar, dan banyak pengulangan agar mudah diingat.

3. Harmoni

Gunakan akor dasar dengan perpindahan yang halus dan nada mayor agar terdengar ceria dan nyaman untuk anak.

4. Volume

Nyanyikan dengan volume stabil, agar perubahan suara seperti crescendo terasa lebih kontras dan menarik.

5. Tempo

Tempo sedang, tidak terlalu lambat supaya anak tidak bosan, dan tidak terlalu cepat, agar mereka bisa mengikuti dengan baik. Sesuaikan juga dengan aktivitas yang dilakukan.

6. Kualitas Nada Suara

Suara harus enak didengar, bebas dari suara keras atau getaran berlebihan (vibrasi), sehingga tidak terdengar datar atau tipis.

7. Syair

Gunakan kata-kata yang mudah diucapkan, sederhana, banyak vokal, dan diulang-ulang. Isi syair harus sesuai pengalaman dan dunia anak agar mudah dipahami dan dinikmati.

Baca juga:

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending