Bagikan:

Subsidi Solar Dipangkas, Organda: Tarif Pasti Naik

Organda meminta masyarakat memaklumi apabila ada kenaikan tarif angkutan

BERITA | NASIONAL

Selasa, 14 Jun 2016 19:49 WIB

Subsidi Solar Dipangkas, Organda: Tarif Pasti Naik

Ilustrasi (Foto: Antara)

KBR, Jakarta- Kenaikan tarif angkutan umum tidak bisa dihindari jika subsidi solar jadi dipangkas pemerintah.  Ketua Dewan Pengurus Pusat DPP I Organda, Lesani Adnan menyebut selisih harga subsidi yang mencapai 650 rupiah  dinilai cukup signifikan mempengaruhi biaya opersional perusahaan angkutan. Meski begitu, dia enggan berspekulasi lebih jauh. Pihaknya akan menunggu pengumuman resmi dari pemerintah terlebih dahulu

"650 rupiah cukup signifikan. Namun kita lihat lagi bagaimana kenaikannya nanti.  Jadi kenaikan dengan angka yang signifikan pasti ada kenaikan tarif. Tapi jika kenaikan tidak terlalu signifikan, ya kita berusaha nggalah," kata Lesani Adnan, Selasa (14/6/2016).

Lesani juga meminta masyarakat untuk memaklumi  jika memang terjadi lagi kenaikan. Apalagi menjelang lebaran. "Jadi sebenarnya kenaikan yang kita ambil tuslah itu, sebenarnya untuk mencompare biaya operasional. Jadi kenaikan itu sebenarnya untuk menutup cost yang naik, bukan untuk menambah keuntungan," ujarnya.

BPS: Pemangkasan Subsidi Solar Bakal Pengaruhi Inflasi
Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan pemangkasan subsidi untuk bahan bakar minyak jenis solar akan turut berdampak pada inflasi. Kepala BPS Suryamin mengatakan, pengaruh pemangkasan subsidi solar tidak akan besar, tergantung pada seberapa besar dampaknya pada kenaikan biaya logistik dan implementasinya di daerah.

Besarannya, ujar Suryamin, hanya sekira nol koma.

"Kalau inflasi, pasti ada dampaknya. Kalau besarnya, kita harus mengetahui apakah implementasinya sudah semua atau belum? Sudah di seluruh daerah apa belum?" kata Suyamin di kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (14/06/16).

Suryamin mengatakan, pemangkasan subsidi solar memang akan memberikan tekanan pada indeks harga konsumen (IHK). Sementara itu, sepanjang tahun 2016 ini, pemerintah menargetkan inflasi sebesar 4 plus minus 1 persen.

Di samping pemangkasan subsidi solar, Suryamin juga mengingatkan komoditas yang patut diwaspadai, yakni beras. Menurut Suryamin, panen raya beras sudah lewat, sehingga pemenuhan kebutuhan beras bergantung pada strategi Perum Bulog mendistribusikannya.

Di waktu yang sama, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan BI mencatat indeks harga konsumen pada pekan pertama Juni 2016 mengalami inflasi sebesar 0,59 persen. Inflasi itu didorong oleh kenaikan harga yang mulai terasa pada bulan Ramadan.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menyatakan akan memotong anggaran subsidi BBM dan elpiji ukuran 3 kilogram dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016 dari Rp 61,69 triliun menjadi Rp 40,64 triliun. Sehingga, subsidi untuk solar juga akan turun, dari Rp 1.000 per liter menjadi Rp 350 per liter. 

Editor: Dimas Rizky

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending