Bagikan:

Soal perbatasan Indonesia - Malaysia, TNI: Tak Ada Pengerahan Kekuatan Militer

Panglima TNI Moeldoko telah bertemu beberapa kali dengan Panglima Diraja Malaysia, guna membahas soal ini.

BERITA | NASIONAL

Rabu, 17 Jun 2015 21:45 WIB

Juru Bicara TNI Fuad Basya. Foto: Antara

Juru Bicara TNI Fuad Basya. Foto: Antara

KBR,Jakarta - Masalah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia akan diselesaikan secara hukum. Juru Bicara TNI Fuad Basya mengatakan, Panglima TNI Moeldoko telah bertemu beberapa kali dengan Panglima Diraja Malaysia, guna membahas soal ini. Artinya, kata dia, tidak akan ada kekerasan atau pengerahan kekuatan militer di perbatasan. Ia juga mengklaim tak ada pesawat Malaysia yang berani melintasi wilayah Indonesia, karena jika kedapatan pasti ditembak.

"Oh, enggak ada.Kalau pesawat Diraja Malaysia manuver ke wilayah kita pasti tembak-tembakan. Enggak mungkin. Mereka itu komunikasi. Yang di perbatasan itu kita ada pos yang sama-sama, kok. Kan selalu ketemu ya Panglima TNI dengan Panglima Diraja Malaysia, juga telepon..teleponan, menyampaikan masalah perbatasan. Tidak ada masalah perbatasan yang kita selesaikan dengan kekerasan."ujar Moeldoko, Rabu (17/6/2015)

Pemerintah Indonesia melayangkan nota protes ke Malaysia, pasca pesawat dan kapal militer negara itu masuk ke wilayah Indonesia. Khususnya Ambalat yang merupakan perbatasan Kalimantan Utara dengan Negeri Jiran itu.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Tedjo Edhy mengatakan, Malaysia sengaja masuk wilayah Ambalat lantaran mengincar blok laut seluas 15 ribu kilometer lebih yang terletak di Laut Sulawesi atau Selat Makassar itu.

Setelah itu, kata Tedjo, Malaysia bakal mengklaim wilayah Ambalat. Menurutnya, cara yang sama digunakan saat merebut Sipadan dan Ligitan dari Indonesia pasca menang dalam sidang di Mahkamah Internasional.

Editor: Malika

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending