Bagikan:

Siti Nurbaya Bakal Tindak Tambang Liar di Gunung Botak

"Jadi seolah rakyat yang melakukan kegiatan ilegal mining, tapi di belakangnya ada orang pemdanya sendiri dan lainnya"

BERITA | NASIONAL | NUSANTARA

Jumat, 05 Jun 2015 13:26 WIB

Menteri LHK Siti Nurbaya saat mendampingi Presiden Joko Widodo memberikan penghargaan Kalpataru (Fot

Menteri LHK Siti Nurbaya saat mendampingi Presiden Joko Widodo memberikan penghargaan Kalpataru (Foto KBR : Rafik Maeilana)

KBR, Bogor - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menyebutkan jika pelaku penambang liar yang berada di Gunung Botak, Maluku sangat terorganisir. Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan upaya hukum.

Nurbaya menjelaskan, sebelumnya sesuai instruksi presiden tambang emas yang sudah dioperasikan selama tiga tahun ini ditutup oleh Pemerintah Provinsi Maluku. Namun saat timnya melakukan investigasi, tiga hari setelah ditutup tambang liar itu kembali beroperasi.

"Yang terjadi adalah tambang ilegal Gunung Botak itu terorganisir. Jadi bukan rakyat atau masyarakat yang memanfaatkan tambang itu. Diorganisir dan penambangnya itu puluhan ribu, datang dari luar Maluku dan menambang ke lokasi itu," katanya saat ditemui di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (05/06/2015)

Nurbaya menjelaskan, Kementerian LHK sendiri telah membentuk Dirjen Penegakkan Hukum untuk mengatasi kejahatan-kejahatan lingkungan. Dan dirjen ini sementara akan menangani kasus lingkungan yang terorganisir dan corporate.

"Jadi kita fokus ke dua itu. Dan memang salah satu contoh kejahatan yang terorganisir itu ada di Gunung Botak. Jadi seolah rakyat yang melakukan kegiatan ilegal mining, tapi di belakangnya ada orang pemdanya sendiri dan lainnya," jelasnya.

Sebelumnya Presiden Jokowi menginstruksikan Kapolda Maluku dan jajarannya segera mengambil langkah - langkah tegas untuk menutup lokasi tambang emas Gunung Botak. Pengelolaan di lokasi itu tidak berizin.

Editor: Malika

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending