KBR-Solo, Penunjukkan Sutiyoso oleh Presiden Jokowi sebagai Kepala Badan Intelijen Negara atau BIN menuai pro dan kontra. Ketua Umum PDI-Perjuangan, Megawati Soekarno Putri usai menghadiri pernikahan putra sulung Presiden Jokowi di Solo, Kamis siang (11/6/2015), lebih memilih diam dan langsung menuju mobil ketika ditanya para jurnalis seputar pemilihan kepala BIN. Didampingi walikota Solo, Hadi Rudyatmo, Megawati langsung berjalan menuju mobil.
Sementara itu, Kepala staf Kepresidenan, Luhut Binsar Panjaitan, saat ditemui di sela-sela pernikahan putra sulung Presiden Jokowi di Solo, mengatakan Sutiyoso memiliki kemampuan intelijen dan pengalaman intelijen saat masih bergabung di Kopassus.
“Mengenai kepala BIN saya kira sama saja dengan
pemilihan Panglima TNI. Saya kenal Jenderal Sutiyoso, kami lama di
Kopassus. Saya kira dia akan melaksanakan tugas itu dengan baik, sudah
diputuskan itu hak prerogatif Presiden. Saya melihat tidak ada masalah. TNI
adalah organisasi yang sangat profesional dan mapan, tentu saja Presiden punya
pertimbangan-pertimbangan sendiri,” kata Luhut.
Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo mengajukan nama Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara. Sutiyoso, purnawirawan jenderal bintang tiga di TNI pernah menjabat Pangdam Jaya saat terjadi peristiwa konflik PDI antara pendukung PDI Soerjadi dengan PDI Megawati yang berujung kerusuhan berdarah dengan sebutan kuda tuli, kerusuhan 27 Juli. Sutiyoso juga pernah menjabat Gubernur DKI Jakarta dan kini memimpin partai politik PKPI.
Editor: Malika