KBR, Jakarta - Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan ada aliran dana terorisme yang berasal dari perusahaan kimia. Menurut Wakil Ketua PPATK Agus Santoso, aliran dana terorisme yang dulu hanya bersifat perorangan, sekarang sudah melibatkan korporasi di sektor kimia, kontruksi dan otomotif. Untuk itu, dia meminta otoritas perdagangan bahan kimia mewaspadai gerakan terorisme yang dikhawatirkan menggunakan zat kimia berbahaya.
"Sekarang mereka sudah membangun perusahaan, ada perusahaan kimia, kontruksi, spare part mobil. Khusus untuk perusahaan kimia ini harus jadi perhatian. Karena waktu di ITC Depok, bom gagal meledak, menurut Densus 88 sudah menggunakan bom kimia klorine. Sehingga menurut saya, mereka sudah bergerak di kimia dan herbal, maka otoritas perizinan yang memberikan perizinan perdagangan kimia dalam jumlah besar harus waspada," jelas Wakil Ketua PPATK Agus Santoso kepada KBR, Senin (29/6).
Wakil Ketua PPATK Agus Santoso menambahkan, PPATK sudah menelusuri modus-modus aliran uang yang berasal dari korporasi badan usaha untuk pembiayaan kelompok terorisme di Indonesia. Kata dia, PPATK terus bertukar data dengan Densus 88 agar gerakan terorisme di Indonesia bisa ditekan.
Editor: Rony Sitanggang