KBR, Jakarta - Komisi Pertahanan dan
Intelijen Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI) mendesak pemerintah untuk tidak lagi
menerima apapun termasuk alat persenjataan yang bersifat hibah dari negara
sahabat. Pasalnya menurut Anggota Komisi Intelijen dan Pertahanan DPR, Ahmad
Muzani, pemerintah terkesan lebih mengorbankan anggota TNI dan masyarakat
apabila menerima pesawat hibah dari negara lain. Kata dia hal itu terbukti
dengan seringnya pesawat hasil hibah mengalami kecelakan dan memakan korban.
“Sudahlah kita tidak usah terima hibah-hibah dari negara manapun dengan alat apapun baik itu persenjataan maupun pesawat. Kita harus beli baru supaya kita bisa mencatat record dari sistem dari pesawat itu. Dananya memungkinkan, dananya ada, meski dananya itu tidak maksimal, tetapi itu tidak bisa menjadi alasan bahwa dana yang tidak cukup terus tidak bisa membeli peralatan yang maksimal. Sehingga sekali lagi bahwa kita harus membangun sistem persenjataan kita dengan dana dan kemampuan yang kita miliki,” ujarnya kepada wartawan di kantor Komisi Intelijen DPR.
Anggota Komisi Intelijen dan Pertahanan DPR, Ahmad Muzani menambahkan, pihaknya juga bakal menginstruksikan kepada kepala Staf TNI Angkata Udara untuk memeriksa semua semua sistem persenjataan dan pesawat yang dimiliki oleh Indonesia. Tujuannya kata dia, agar terdata mana yang masih layak dan mana yang sudah tidak layak.Sebelumnya, Pesawat militer milik TNI AU berjenis Hercules jatuh di Medan Sumatera Utara. Pesawat yang mengangkut logistik tersebut jatuh di sekitar Jalan Jamin Ginting, Kawasan Simpang Sima Lingkar, Medan, Sumatera Utara. Menurut Juru Bicara TNI Fuad Basya, pesawat itu jatuh sekitar pukul 12 siang tadi. Saat ini, tim investigasi diberangkatkan ke lokasi jatuhnya pesawat.
Editor: Rony Sitanggang