KBR,
Jakarta- Demi keberlangsungan ekosistem kelautan, Kementerian
Koordinator Kemaritiman bekerja sama dengan Badan Pangan Dunia (FAO) PBB
menginisiasi program ekspedisi Samudera Hindia dengan memberangkatkan 3
kapal dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada Jumat (26/6/2015).
Menurut Menko Maritim, Indroyono Soesilo, ada 2 kapal riset RI
yang akan dikerahkan, serta 3 peneliti muda Indonesia yang ikut dalam
ekspedisi selama kurang lebih 20 hari ini.
"Dalam
ekspedisi ini kita akan mengambil 1 rute dari Jakarta ke Mauritius,
kemudian juga 3 orang ilmuwan kita akan ikut berpartisipasi," kata
Indroyono dalam acara yang bertajuk Reception and Guided Tour of The
Research Vessel Dr Fridtjof Nansen di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta,
Kamis (25/6/2015).
Menurut
Indroyono, posisi Indonesia yang diapit 2 samudera yaitu Hindia dan Pasifik, menjadikannya negara yang strategis. Namun, kata dia, hingga
kini riset-riset mengenai Samudera Hindia masih minim.
"Data
riset dari ekspedisi ini akan membawa keuntungan bagi kita. Seperti
nanti kita bisa memprediksi el nino dan la nina, yang mana kedua
fenomena itu mempengaruhi jumlah penangkapan ikan," jelas Indroyono.
Selain
itu, Kepala Perwakilan Badan Pangan Dunia (FAO) Indonesia Mark Smulders
mengatakan, ekspedisi ini dilakukan untuk mempelajari ekosistem di
Samudera Hindia.
"Sumber
daya alam laut sudah memberi makan kita sangat baik untuk
manusia. Tapi kadang kita lupa pentingnya laut karena tinggal di
daratan. Oleh karena itu ekosistem laut perlu dijaga karena ada plankton
untuk ikan dan 26 persen carbon dioksida diserap oleh laut, jadi
penting untuk menjaga kesehatan laut," jelas Mark.
Berdasarkan
data FAO Indonesia, secara spesifik ekspedisi ini akan melakukan kajian
hubungan antara fenomena Indian Ocean Gyre yang turut mempengaruhi
ekosistem perairan dengan potensi perikanan laut pelagis
besar. Kemudian, ekspedisi ini akan mengangkut 16 peneliti kelautan dari
12 negara yaitu Norwegia, Indonesia, Malagasi, Spanyol, Belanda, Kenya,
Afrika Selatan, Perancis, India, Australia, Tanzania, dan Seychelles.
Program ini dilakukan sebagai persiapan Indonesia dalam
rangka pencanangan dukungan terhadap program dunia The Second
International Ocean Expedition yang akan diluncurkan pada Desember 2015
nanti.
Editor: Dimas Rizky