Bagikan:

Dianggap Sebelah Mata, Nelayan Diminta Tingkatkan Kompetensi

Rendahnya kompetensi dan tidak tersertifikasinya para pekerja pelaut, jadikan pekerjaan ini dipandang sebelah mata.

BERITA | NASIONAL

Jumat, 05 Jun 2015 16:58 WIB

Author

Stefano

Ilustrasi Nelayan. Foto: Antara

Ilustrasi Nelayan. Foto: Antara

KBR, Jakarta– Rendahnya kompetensi dan tidak tersertifikasinya para pekerja di laut, menjadikan pekerjaan ini dipandang sebelah mata dan sering mendapat perlakukan yang buruk. Hal ini disampaikan oleh  Ketua Kesatuan Pekerja Pelaut Indonesia (KPPI), Soelistiyanto, bahwa profesi nelayan selalu dianggap pekerjaan yang miskin uang dan kotor. Oleh karena itu, pihaknya sebagai perpanjangan dari KKP berjanji akan meningkatkan kompetensi dan perlindungan bagi profesi nelayan.

“Sebetulnya KPPI itu dari namanya pasti berbicara soal perlindungan di dalam perlindungan ini sasarannya adalah pengakuan dan perlakuan yang wajar bahwa sampai sekarang kita masih belum dapat perlakuan dan pengakuan yang wajar. Seperti ijazah yang diakui dan kompetensi,” jelas Soelistiyanto dalam acara Musyawarah Nasional KPPI, di Wisma Elang Laut, Jakarta, Jumat (5/6).

Sementara  itu, Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Suseno Sukoyono berharap para nelayan segera melakukan tes sertifikasi untuk meningkatkan mutu kompetensi dan kelayakan bagi pekerjaanya. Ia menambahkan saat ini para nelayan bisa melakukan tes sertifikasi yang tersebar di 5 lokasi, yaitu, di Belawan, Banyuwangi, Ambon, dan Bitung.

Berdasarkan data yang diberikan oleh KPPI, saat ini baru ada 2.383 anggota KPPI yang terlindungi dan tersertifikasi. Padahal masih ada sekitar 2 juta lebih nelayan yang ada di Indonesia. Sementara KKP mengklaim sudah mensertifikasi sekitar 56 ribu orang hingga tahun 2014. Dimana 11 ribu mendapat sertifikat penangkapan ikan, sertifikat ahli kepelautan sekitar 24 ribu, dan sertifikat dasar-dasar kepelatihan keselamatan sekitar 20 ribu.

Editor: Dimas Rizky

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending