KBR, Rembang - Seluas 300 hektar tanaman padi di Kabupaten Rembang gagal panen karena sudah dua bulan terakhir tidak turun hujan. Seorang petani di desa Manggar Kec. Sluke - Rembang, Asmuni menjelaskan tanaman padi sudah tidak bisa diselamatkan. Upaya membuat sumur bor, ternyata tidak keluar airnya.
Setiap hektar, rata rata kerugian petani ditaksir mencapai Rp 4 juta. Paling banyak untuk mencukupi biaya pengolahan lahan dan ongkos buruh tani.
“Karena curah hujan sangat minim, mau bagaimana lagi tanaman ya dibiarkan saja. Embung atau irigasi kan harus ada sumbernya, di sini sumber air susah. Untuk minum saja sulit. Kalau melihat kondisi seperti sekarang, tanaman tidak bisa diselamatkan, “ keluhnya kepada KBR, hari Jum’at (26/06).
Bupati Rembang, Abdul Hafidz meminta petani memperhitungkan pola tanam dan kapasitas persediaan air. Menurutnya, penanganan kekeringan di lahan tadah hujan, memang agak susah.
Namun, Pemkab Rembang akan terus menambah jumlah danau buatan atau embung, untuk menampung air hujan dan menjadi cadangan ketika musim kemarau. Ket. Foto : kekeringan tanaman padi di desa Manggar Kec. Sluke – Rembang.