KBR, Jakarta - Panitia Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) mencatat hanya 150-an difabel yang mengikuti ujian. Juru Bicara Panitia Seleksi SBMPTN Bambang Hermanto mengatakan, peserta kelompok disabilitas hanya ada di kota besar Jawa dan Sumatera dan Sulawesi.
Kata dia, ujian untuk kelompok difabel dilakukan di lokasi khusus dan diberikan pendamping untuk pengerjaan soal ujian.
"Peserta kelompok difabel atau penyandang disabilitas jumlahnya cukup banyak, angkanya itu di sekitar 150-an. Tetapi mereka hanya terpusat di kota-kota besar antara lain Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya. Kalau di daerah luar Jawa hanya di Padang, Medan dan Makasar," jelas Bambang Hermanto.
Panitia juga mencatat, sekitar 664 ribu orang mengikuti ujian, Selasa (17/6). Bambang Hermanto mengatakan, jumlah kursi yang diperebutkan mencapai 110 ribu kursi perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Untuk mencegah kecurangan, panitia seleksi sudah melakukan penjagaan ketat dan mencegah masuknya barang-barang elektronik seperti jam tangan, pulpen elektronik, hingga peralatan komunikasi.
"Jumlah peserta yang tercatat oleh panitia itu 664.509 orang, mereka tersebar mengikuti ujian di 44 panitia lokal dari Sabang sampai Merauke. Bagi mereka yang mengikuti ujian atau memilih program studi olahraga dan kesenian mereka harus mengikuti ujian besok hari," jelasnya.
Bambang Hermanto menambahkan, untuk mengantisipasi jumlah peserta yang tidak sebanding dengan daya tampung, peserta bisa mengikuti jalur mandiri sesuai dengan minat dan kemampuan.
Editor: Antonius Eko