Bagikan:

Setara: Intoleransi Subur Karena Pemerintah Mendukung

KBR, Jakarta - LSM Setara Institute menilai meningkatnya kasus intoleransi karena ada perlindungan dari pemerintah. Peneliti Setara Institute Ismail Hasni mengatakan, selama ini kelompok garis keras bukanlah kelompok yang bermasalah dimata pemerintah.

NASIONAL | BERITA

Selasa, 10 Jun 2014 10:06 WIB

Setara: Intoleransi Subur Karena Pemerintah Mendukung

yogyakarta, stop, intoleransi

KBR, Jakarta - LSM Setara Institute menilai meningkatnya kasus intoleransi karena ada perlindungan dari pemerintah. Peneliti Setara Institute Ismail Hasni mengatakan, selama ini kelompok garis keras bukanlah kelompok yang bermasalah dimata pemerintah.

Jika isu agama terus dibenarkan oleh pemerintah, maka kasus intoleransi akan terus ada dan meningkat.

"Jadi memang dimata pemerintah, mereka bukan kelompok yang bermasalah. Justru mereka bagian dari masyarakat ayng berpartisipasi menjalankan penegakan hukum. Kenapa pemerintah memandang seperti padahal mereka, memasuki pekarangan orang saja menjadi tindak pidana apalagi melakukan pengrusakan. Nah ini yang saya katakan pemerintah berpolitik disini, pemerintah mengunakan instrumen ini untuk alat politik," ujar Ismail.

Dalam survei Alvara Research Center menyatakan organisasi kelompok Islam garis keras yang hidup di Indonesia tidak diminati masyarakat. Hasil tersebut didapat dari survei terhadap kelompok radikal seperti Front Pembela Islam (FPI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan kelompok lainnya menempati posisi buncit.

Direktur Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengatakan, masyarakat Indonesia masih meminati Islam moderat seperti Nahdatul Ulama. Dalam penelitian ini NU meraih suara 58 persen.

Hal ini disebabkan masyarakat masih menyukai kelompok Islam moderat daripada kelompok garis keras yang dinilai tak sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia.

Editor: Pebriansyah Ariefana

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending