KBR, Jakarta - Program ekonomi pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla dinilai kurang dapat diterima oleh kalangan atas. Jokowi dalam debat kedua malam ini berjanji akan membangun ekonomi berdikari, salah satunya melalui program Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. Pengamat ekonomi INDEF Sugiyono mengatakan, program yang disampaikan Jokowi lebih bersifat lokal. Bahkan menurutnya, program yang disampaikan tidak memiliki pembaruan jika dibandingkan pencapaian program pemerintah sekarang.
"Kalau ditimbang-timbang di antara keduanya yang lebih smooth bisa terealisasi adalah Jokowi, karena dia tidak ada tantangan pembaharuan bahkan lebih rendah dari apa yang direncanakan oleh pemerintahan Presiden SBY selama sepuluh tahun ini. Persepsi saya ini lebih pesimis, tidak ada perubahan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan besar yang dihadapi negara ini," ungkap Sugiyono ketika dihubungi KBR.
Ekonom Sugiyono menambahkan, program yang diusung Prabowo Subianto-Hatta Radjasa terlalu tinggi dan bakal menghadapi banyak tantangan dalam pelaksanaannya. Program ekonomi Prabowo terlalu muluk-muluk dan sulit diartikan masyarakat kelas bawah. Prabowo menginginkan ekonomi kerakyatan dengan menerima investasi asing namun memberikan porsi lebih banyak kepada Usaha Kecil Menengah UKM.
Editor:Taufik Wijaya