KBR, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan takkan mengaudit manajemen maskapai Mandala Air. Pemerintah tak merasa perlu melakukan hal itu karena audit sudah dikerjakan oleh auditor internal maskapai itu sendiri. Juru bicara Kemenhub JA barata menilai, bangkrutnya Mandala Airlines bukan karena persaingan bisnis yang tak lagi sehat. Penyebab bangkrutnya Mandala lantaran faktor keuangan yang sudah tak kuat.
"Semua mengalami hal yang sama, soal nilai tukar dolar, harga BBM. Bukan hal yang seperti itu yang dicurigai. Jadi perusahaan yang besarpun sebetulnya mengalami, hanya saja karena keuangannya cukup bagus sehingga bisa lebih tahan. Sementara Mandala yang hanya memiliki armada dan rute yang sedikit," ujar JA Barata kepada KBR.
Sebelumnya pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, meski sudah tahu merugi pihak Mandala Air tetap memberikan harga promo tiketnya. Menurutnya, promo tiket murah tak semesti dilakukan, karena akan memperburuk kondisi keuangan maskapai, sehingga tidak sanggup membiayai kebutuhan operasionalnya. (Baca juga: 1 Juli 2014, Tiger Air Mandala Resmi Ditutup)
Menurut YLKI persaingan antar maskapai untuk menarik konsumennya di Indonesia sudah tidak lagi sehat. Apalagi permintaan konsumen akan moda transportasi udara tidak sebanyak yang diprediksi. Jika perang tarif promosi terus berlangsung, maskapai-maskapai tertentu akan sulit bersaing dan bangkrut. Untuk itu YLKI meminta Kemenhub mengaudit kondisi maskapai penerbangan, termasuk mengevaluasi regulasi untuk menghalau persaingan tidak sehat antar maskapai penerbangan. (Baca juga: Kemenhub Minta Mandala Ganti Tiket Penumpang)
Editor: Irvan Imamsyah