Bagikan:

Komnas HAM: Jangan Ada Kekerasan di Dolly

KBR, Surabaya - Banyaknya pro-kontra terkait penutupan lokalisasi Dolly dan lokalisasi Jarak mengundang perhatian Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) untuk datang ke Surabaya, Jumat (13/6).

NASIONAL

Jumat, 13 Jun 2014 19:03 WIB

Author

Eko Widodo

Komnas HAM: Jangan Ada Kekerasan di Dolly

komnas, dolly, rismaharini


KBR, Surabaya - Banyaknya pro-kontra terkait penutupan lokalisasi Dolly dan lokalisasi Jarak mengundang perhatian Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) untuk datang ke Surabaya, Jumat (13/6). 


Komnas HAM melakukan mediasi untuk mencari solusi terbaik terkait penutupan Dolly dan Jarak dengan menemui Walikota Surabaya Tri Rismaharini. 

 

Walikota Tri Rismaharini dalam pertemuan menjelaskan, penutupan lokalisasi dolly dan jarak sudah menjadi program Pemkot Surabaya untuk menyelamatkan anak - anak yang tinggal di sekitar lokalisasi tersebut. Meskipun mendapat tentangan dari berbagai pihak terutama mucikari dan warga yang tinggal disekitar lokalisasi, penutupan ini dinilai sebagai langkah yang tepat untuk menyelamatkan masa depan bangsa.


“Kenapa dihalang - halangi kami juga punya hak kenapa dihalangi, kalau tidak dihalangi kita akan menyelesaikan dengan baik-baik, siapa yang bilang kalau ini merupakan pelanggaran HAM?,” ujar Tri Rismaharini.


Sementara itu Komisioner Komnas HAM Dianto Bachriadi menyatakan bahwa penutupan Dolly jangan sampai memicu konflik dan memastikan tidak terjadi penurunan kesejahteraan ekonomi warga.


“Komnas HAM ingin rencana penutupan dilakukan dengan baik, tidak berpotensi melanggar HAM. Misalnya tidak dengan kekerasan, hak - hak ekonomi tidak terlantar, jika hal ini diselesaikan pasti kita akan menemukan solusi yang baik,” ujar Dianto Bachriadi usai bertemu dengan Risma, jumat (13/6).



Editor: Luviana

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending