KBR, Jakarta - Komitmen pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa untuk menyelesaikan kasus kekerasan agama dinilai masih rendah.
Peneliti dari Pusat Studi Perdamaian Abdurrahman Wahid Center Universitas Indonesia, Suhaidi, mengatakan hal itu bisa dilihat dari manifesto Prabowo yang mencantumkan pemurnian agama. Kata dia, manifesto itu mengarah kepada dukungan kepada kelompok intoleran.
“Secara inplisit tanda-tandanya ada, misalnya manisfestonya ingin memurnikan agama. Itu tanda-tandanya bahwa nanti jika mereka tidak merevisi itu, menurut saya, mereka ingin mendukung intoleran,” papar Suhaidi.
“Saya belum bisa mengatakan itu inheren antara manifesto dan praktek intoleran belum tentu, tetapi tanda-tanda indikator bahwa itu akan terjadi,” tambahnya.
Suhaidi mengatakan, ke depannya pemimpin Indonesia harus kembali membangun visi bangsa dengan membuat kebijakan yang melindungi kaum minoritas. Pemimpin negara juga harus menghapus undang-undang yang diskriminatif kepada kaum minoritas. Selain itu, penegakan hukum harus diberlakukan kepada kelompok intoleran.
Editor: Antonius Eko