KBR, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana menyusun neraca gas nasional untuk mengatasi defisit gas pada 2028 nanti. Juru Bicara Kementerian ESDM, Saleh Abdurrahman mengatakan neraca gas tersebut nantinya akan digunakan sebagai panduan produksi pemenuhan gas nasional. (Pasokan Gas Seret, Seratusan Industri Strategis Terancam Gulung Tikar)
Sementara itu, untuk meningkatkan produksi gas nasional Saleh Abdurrahman mengakui masih mengalami sejumlah kendala. Di antaranya, kurangnya infrastruktur dan lamanya waktu produksi.
"Untuk menjawab hal ini saat ini kita saat ini sedang menyusun Neraca Gas. Neraca Gas itu adalah suatu perencanaan kebutuhan gas kita berapa sampai 2025 atau 2030, kemudian dari mana kita pasok kebutuhan itu. Kebutuhan itu kan utamanya tiga sebenarnya. Satu industri pupuk, dua industri listrik, tiga itu indrustri macam-macam, industri yang lain," kata Saleh Abdurrahman kepada KBR (26/6)
Sebelumnya, Indonesia diprediksi mengalami defisit gas sebanyak 7600 juta kaki kubik per hari (mmscfd) pada 2028 nanti. Hal itu disebabkan beberapa proyek hulu gas molor. Padahal, pertumbuhan kebutuhan gas naik 4 persen per tahun.
Faktor lain yang mempengaruhi defisit adalah terbatasnya infrastruktur gas, sehingga wilayah yang surplus sulit membantu wilayah yang defisit. Semisal di Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara. Pada 2015 saja, defisit pasokan diperkirakan mencapai 837 juta standar kaki kubik per hari.
Editor: Nanda Hidayat
Infrastruktur Jadi Kendala Produksi Gas Nasional
KBR, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana menyusun neraca gas nasional untuk mengatasi defisit gas pada 2028 nanti.

NASIONAL
Kamis, 26 Jun 2014 22:12 WIB


gas nasional, esdm, infrastruktur
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai