KBR, Jakarta – IKOHI akan menggelar konsolidasi nasional terkait masalah pelanggaran HAM di Indonesia khususnya kasus penculikan aktivis 1998. Hal ini disampaikan oleh Mugiyonto, ketua IHOKI dalam acara jumpa pers keluarga korban pelanggaran HAM, di Cikini, Senin (23/6).
Konsolidasi ini akan diselenggarakan di Gedung Joang Jakarta selama 3 hari mulai dari tanggal 24 – 26 Juni 2014. Ada 4 misi yang ingin dicapai IKOHI dari konsolidasi ini.
Pertama, merumuskan sikap korban dan keluarga korban dalam menghadapi pemilu presiden 2014. Hal ini dilakukan dengan menelusuri rekam jejak, mempelajarai perilaku dan menganalisa program-program politik para calon presiden terkait isu-isu hukum dan hak asasi manusia.
Kedua, merumuskan format dan program organisasi yang tepat dalam mengawal pemerintah baru supaya tetap memiliki komitmen penegakan HAM dan bekerja secara serius dalam menangani kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu.
Ketiga, menggelar aksi Kamisan di depan Istana Kepresidenan untuk menyatakan sikapnya terhadap kinerja SBY selama 10 tahun yang dianggap mengecewakan korban dan keluarga korban pelanggaran HAM, baik masa kini maupun masa lalu.
Terakhir, IKOHI akan membicarakan dan merumuskan langkah-langkah mendesak terkait pemilu presiden 9 Juli 2014 dan mencari terobosan lain termasuk membawa penyelesaian kasus penghilangan paksa aktivis tahun 1998 ke mekanisme dan komunitas Internasional.
Acara ini akan dihadiri oleh anggota IKOHI dari jaringan-jaringan yang berasal dari Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jogjakarta, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Papua, dan Timor Leste.
Editor: Pebriansyah Ariefana