KBR, Jakarta – Blasius Haryadi tengah beristirahat di becaknya ketika dihubungi KBR, Jumat (13/6). Setelah berangkat pukul 15.30 WIB tadi dari Kota Yogyakarta, Blasius dan becaknya sudah sampai di Jembatan Sungai Progo. Di becaknya ada spanduk bergambarkan wajah pasangan capres-cawapres Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Juga ada sebentang tulisan: Yogyakarta – Jakarta.
“Saya istirahat sebentar, cek Twitter, Facebook, sambil istirahat dan kasih kabar ke keluarga dan teman-teman.”
Blasius Haryadi memang bukan tukang becak biasa. Harry dikenal sebagai tukang becak online, yang melek dengan dunia teknologi. Pelanggannya dari berbagai negara pun bisa menyewa jasa becaknya lewat Facebook, Twitter atau mencarinya lewat email. Di Facebook, ia memakai nama Harry Van Yogya.
Harry tengah melakoni misi menunjukkan dukungannya kepada pasangan jagoannya, yaitu Jokowi-JK. Untuk itu ia tak sendirian, tapi ditemani Abuanto (58), sesama rekan pengayuh becak. Keduanya siap mengarungi jarak sekitar 600 kilometer dalam waktu 20 hari. “Nanti sampai di Jakarta sekitar 3 Juli. Mungkin bisa lebih cepat.”
Dalam perjalanan dari Yogyakarta sampai Jakarta, Harry berniat untuk menggalang dana dan menyerap aspirasi rakyat untuk pemerintahan mendatang.
“Pak Jokowi-JK kan buka Rekening Gotong Royong. Kami yakin ada banyak masyarakat yang ingin ikut menyumbang tapi tidak tahu caranya,” jelas Harry.
Harry dan Abuanto lantas menyediakan diri menyampaikan dana yang hendak disumbangkan warga yang mereka temui sepanjang perjalanan. “Kami bersedia kalau ada yang mau nitip untuk dikasih ke rekening pemenangan Jokowi-JK.”
Harry pun siap menyerap aspirasi rakyat.
“Harapan tentang pemerintahan di masa mendatang, dan sebagainya. Soal keinginan rakyat itu seperti apa. Penyerapan itu dengan cara ngobrol, nanti saya rekam atau saya tulis.”
Mengingat jauhnya perjalanan, maka Harry sudah menyiapkan strategi khusus. “Kalau jam-jam segini, malam-malam atau subuh, kami ngegowes. Tapi kalau siang, terik, kami istirahat.”
Perjalanan pun akan dibagi menjadi beberapa etape. Etape pertama yang akan ditempuh adalah Yogya-Purworejo, lantas Purworejo-Kebumen, Kebumen-Kroya, Kroya-Bumiayu, dilanjutkan dengan Bumiayu-Cirebon, Cirebon-Cikampek, lalu Cikampek-Jakarta.
Harry tak mengaku khawatir bakal kekurangan bekal selama di Jalan.
“Saya ini alumnus SMA De Britto dan ikatan keluarga alumninya itu sangat luar biasa. Dari angkatan pertama sampai yang masih sekolah itu sangat akrabseperti keluarga,” jelasnya. “Begitu mereka tahu keinginan saya ini, langsung mereka support. Alumnus de Britto kan tersebar di seluruh Indonesia, apalagi kalau cuma sampai Jakarta.”
Harry punya alasan tersendiri kenapa begitu ngotot dengan misi gowes becak sampai ke Jakarta ini.
“Di Pilpres sekarang, saya melihat ada sosok orang yang sangat sederhana, orang ndeso, sangat jujur, tegas dalam hal kedisplinan, bukan soal militer. Ketegasan seperti itu yang perlu diteladani, bukan tegas seperti militer,” kata Harry. “Pak Jokowi juga sangat dekat dengan orang kecil. Sangat sederhana, tidak glamor.”
“Sepertinya sangat kontras kalau dibandingkan dengan Prabowo.”
Harry juga ingin kesempatan yang dimiliki anaknya untuk sekolah gratis di Jakarta, bisa dirasakan juga oleh seluruh anak Indonesia. “Ini kan semenjak Pak Jokowi jadi Gubernur Jakarta. Kalau Pak Jokowi jadi Presiden, ini tentu bisa dialami oleh seluruh rakyat Indonesia kalau Pak Jokowi jadi presiden.
Begitu tiba di Jakarta, Harry ingin bertemu pasangan Jokowi-JK untuk menyampaikan dua oleh-oleh dari Yogya .
“Yang pertama itu dana, yang kedua itu aspirasi masyarakat.”
Becak Harry dipasangi alat untuk video streaming. “Mudah-mudahan jalan. Ada yang bilang jalan, ada yang bilang macet,” katanya terkekeh.
Jadi simak perjalanan mereka lewat live streaming di sini.