PGI Akan Menemui Presiden, Tagih Janji Toleransi

KBR68H, Jakarta- Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia PGI berencana menemui Presiden SBY pasca menerima penghargaan sebagai pejuang toleransi di Amerika Serikat. Sekertaris Umum PGI Gomar Gultom mengatakan, Presiden harus membuktikan janjinya untuk memperbaiki nilai-nilai toleransi dan hubungan antar umat beragama di Indonesia. Dia mengharapkan pengahargaan sebagai pejuang toleransi bisa mengubah wajah Indonesia yang lebih baik ke depan.

" Kita berharap setelah Presiden menerima penghargaan ini bisa lebih serius untuk memperbaiki hubungan kebebasan beragama di Indonesia. Saya baca di koran bahwa dia mengatakan Indonesia berjuang untuk toleransi antar umat beragama dan kita harap benar-benar dikerjakan dan menjadi stimulasi baru. Kalau ada kesempatan kita sampaikan harapan itu, tidak dipungkiri kita masih banyak pekerjaan rumah dan kita tuntut beliau untuk membenahi itu," Kata Gomar Gultom kepada KBR68H.


Sekertaris Umum PGI Gomar Gultom menabahakan, sejak 2007 hingga kini, lebih dari 300-an kasus penutupan gereja terjadi diberbagai daerah di Indonesia. Dia menilai, tingkat toleransi di Indonesia selama ini masih rendah.

Sementara itu, Jemaah warga Ahmadiyah meminta Presiden Susilo Bamabang Yudhoyono  mengawasi proses hukum terhadap perusakan dan pengusiaran warga Jamaah Ahmadiyah di berbagai daerah.

Sekjen Jamaah Ahmadiyah Ahamad Supardi mengatakan, pelaku kekerasan dan penyeragangan terhadap warga Ahmadiyah kerap lolos dari jerat hukum. Penyebabnya, tekanan kelompok intoleran dan lemahnya komitmen Pemerintah Daerah untuk memberikan perlindungan.

"Sebetulnya proses hukum terhadap penyerangan masjid-masjid Ahmadiyah kita terus lakukan, tapi prosesnya panajang dari dari pengalaman hasilnya tidak sesuai harapan kita juga, seprti di Cikeusik dan bukti faktanya seperti itu," Kata Ahmad Supardi kepada KBR68H.

Kemaren, Presiden SBY menerima penghargaan pejuang toleransi dari Appeal of Conscience Foundation yang berada di Amerika Serikat . Alasan pemberian penghargaan itu sebagai pengakuan atas prestasinya dalam upaya internasional untuk memelihara perdamaian bersama dan meningkatkan hak asasi manusia, kebebasan beragama, dan kerja sama antar agama. Sementara itu, sejumlah kalangan mengkritik pemberian penghargaan pejuang toleransi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Mereka menilai, tingkat toleransi di Indonesia selama ini maish rendah.


Editor: Nanda Hidayat