KBR68H, Jakarta - Jemaat Syiah Sampang, Madura hari ini mengadukan pemerintah setempat ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Pasalnya, empat puluh lebih anak-anak Jemaat Syiah yang mengungsi di GOR Sampang tidak mendapatkan hak pendidikan. Salah seorang warga, Muhammad Rosyid mengatakan, anak-anak itu sudah tidak bersekolah selama sembilan bulan.
"Selama sembilan bulan itu tidak dipedulikan. Ya anak-anak itu sudah mengatakan, bukan cuma dikasih uang. Yang paling utama, kata anak-anak itu, bagaimana kita bisa pulang kembali ke kampung halaman kita sendiri. Dan bagaimana mendapatkan pendidikan lagi. Karena kita ini di sini nganggur. Kita ini rugi. Kemauan kita bukan cuma dikasih uang, dikasih makan. kita ini masih usia muda," ujar Rosyid saat ditemui KBR68H di Kantor KPAI.
Muhammad Rosyid juga meminta KPAI untuk segera menyurati pemerintah daerah agar hak pendidikan dan kesehatan anak-anak jamaah Syiah terpenuhi. Saat ini, masih ada 158 pengungsi yang ada di GOR Sampang Madura, seperempat di antaranya anak-anak dan balita. Dua hari lalu, sepuluh jamaah Syiah yang bersepeda dari Sampang Madura tiba di Jakarta. Perjalanan yang dimulai pada 1 Juni lalu itu diniatkan untuk menyelesaikan kasus intoleransi yang menimpa jamaat Syiah Sampang.
Pengungsi Syiah Mengadu ke KPAI
Jemaat Syiah Sampang, Madura hari ini mengadukan pemerintah setempat ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

NASIONAL
Selasa, 18 Jun 2013 22:30 WIB


Pengungsi Syiah KPAI Intoleransi portalkbr.com
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai