Bagikan:

Pengamat: PKS Coba Kelabui Publik dengan Wacana Keluar Setgab

Analis kebijakan politik menilai Partai Keadilan Sejahtera tidak ada gunanya berseberangan dengan kebijakan pemerintah. Sebab sebagai partai koalisi, PKS selama ini selalu bersikap abu-abu dan tidak konsisten.

NASIONAL

Rabu, 05 Jun 2013 15:18 WIB

Pengamat: PKS Coba Kelabui Publik dengan Wacana Keluar Setgab

pks, setgab, publik, bbm

KBR68H, Jakarta - Analis kebijakan politik menilai Partai Keadilan Sejahtera tidak ada gunanya berseberangan dengan kebijakan pemerintah. Sebab sebagai partai koalisi, PKS selama ini selalu bersikap abu-abu dan tidak konsisten.

Pengamat politik UI, Bonny Hargens mencontohkan PKS tidak akan berani keluar dari anggota partai pendukung pemerintah. Dia menduga PKS pada akhirnya setuju dengan penaikkan BBM bersubsidi dan pemberian bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM).

“Ya itu sudah ngga relevan lagi dia (PKS, red) keluar dari koalisi. Kelihatan dia mau mengelabui publik, mau memanipulasi kita. Karena sudah lama kan hubungan itu tidak harmonis dengan Demokrat. Kenapa PKS tidak berani keluar dari koalisi dari dulu? Kenapa sekarang ketika mereka dihajar oleh korupsi daging, baru mereka memainkan wacana keluar dari koalisi dan seterusnya. Nah, demokrat sudah kasih sinyal untuk keluar dari koalisi, tapi kenapa sampai sekarang ngga berani,” jeelas Bonny kepada KBR68H, Rabu (05/06/13).

Sampai saat ini hanya PKS yang bersikap tidak setuju dengan penaikkan BBM bersubsidi akhir bulan ini. PKS juga masih menolak BLSM. Tapi hari ini PKS mengeluarkan pernyataan soal kemungkinan berubah sikap dengan mendukung penaikan harga BBM subsidi.

Sekretaris Fraksi PKS DPR, Abdul Hakim sebelumnya menyebut PKS masih kemungkinan menerima penaikkan BBM dan pemberian BLSM dalam rapat pembahasan perubahan anggaran negara RAPBNP 2013 di DPR.

Editor: Antonius Eko

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending