KBR68H, Jakarta - Bekas Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang pernah menangani kasus monopili Pelindo II, Benny Pasaribu menyebut Pelabuhan di seluruh Indonesia mempunyai kualitas buruk. Bahkan terburuk di Asia.
Benny beralasan sistem regulasi tarif pelayanan yang dipatok Pelindo II dilakukan secara sepihak dan sangat mahal. Benny menyebut tarif pelayanan pelabuhan yang mahal itu meliputi ongkos bongkar buat sampai retribusi angkutan umum yang masuk kepelabuhan. Besarnya tarif ini tidak sebanding dengan pelayanan.
“Dilihat untuk mensejahterakan masyarakat, dan di pelabuhan itu supaya tidak condition, atau macet di mana-mana, harusnya tidak terlalu susah untuk mengatur itu. Nah investasi juga harusnya dibantu oleh pemerintah. Jadi banyak yang harus dibenahi di pelabuhan. Dan terus terang pelabuhan termasuk yang terburuk wakapun sudah banyak peningkatan. Jangankan di dunia, kalau dibandingkan dengan perusahan-perusahan Malaysia, kita sudah jauh terpuruk,” ujar Benny di saat dihubungi KBR68H di Jakarta, Kamis (6/6).
Bekas Ketua KPPU Benny Pasaribu menambahkan buruknya kondisi pelabuhan di Indonesia merupakan tanggung jawab PT Pelindo II, Kementerian BUMN, dan Kementerian Perhubungan. Sebab tiga lembaga ini merupakan lembaga seharusnya bersinergi memajukan pelabuhan di seluruh Indonesia.
Editor: Antonius Eko
Pelabuhan Indonesia Terburuk di Asia
Bekas Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang pernah menangani kasus monopili Pelindo II, Benny Pasaribu menyebut Pelabuhan di seluruh Indonesia mempunyai kualitas buruk. Bahkan terburuk di Asia.

NASIONAL
Kamis, 06 Jun 2013 14:42 WIB


pengusaha, monopoli, pelabuhan, PT Pelindo II, KPPU
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai