KBR68H, Jakarta - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) menolak rencana penaikan BBM bersubsidi, khususnya solar. Ketua HNSI Jakarta, Iyan Natasasmita mengatakan, penaikan itu akan memberatkan pengeluaran nelayan untuk melaut. Dengan rencana penaikan solar seribu rupiah perliter, menurut dia, nelayan perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 10 juta rupiah per pekan untuk mencari ikan.
"Solar naik seribu kan? Itu buat nelayan berat. Seribu perak itu satu liter. Kalau isinya sampai 10 ribu liter, berarti sudah Rp 10 juta itu. Itu baru selisihnya aja. Kedua, kita belum tau teknis yang bantu solar itu seperti apa? Kan belum ada penjelasan. Ketiga, kompensasi itu seumur-umur nelayan gak pernah dapat," ujar Ketua HNSI Jakarta Iyan Natasasmita saat dihubungi KBR68H.
Ketua HNSI Jakarta Iyan Natasasmita. Senin mendatang, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berencana membahas penaikan harga BBM dalam rapat Paripurna. Sementara, sejumlah elemen masyarakat dan mahasiswa, secara terang-terangan menolak rencana penaikan BBM bersubsidi itu. Para buruh bahkan turun ke jalan untuk menolak rencana itu karena bakal mempengaruhi pengeluaran mereka sebesar 30 persen.