Bagikan:

AJI: Polisi Harus Bisa Membedakan Wartawan dengan Pengunjuk Rasa

KBR68H, Jakarta- Aliansi Jurnalis Indonesia AJI mengingatkan aparat kepolisian yang berjaga saat demonstrasi agar dapat membedakan para pendemo dan para pewarta.

NASIONAL

Selasa, 18 Jun 2013 10:29 WIB

Author

Dimas Rizky

AJI: Polisi Harus Bisa Membedakan Wartawan dengan Pengunjuk Rasa

AJI, wartawan, korban demo bbm, polisi

KBR68H, Jakarta- Aliansi Jurnalis Indonesia AJI mengingatkan aparat kepolisian yang berjaga saat demonstrasi agar dapat membedakan para pendemo dan para pewarta. Deputi Divisi Advokasi AJI- Indonesia Iman D Nugroho mengatakan jurnalis sering kali terkena sasaran aparat kepolisian yang sedang membubarkan aksi massa.

Ini terjadi misalnya kepada dua jurnalis di Jambi dan Ternate yang tertembak aparat saat  berunjuk rasa menolak kenaikan BBM bersubsidi kemarin. Kata Iman, aparat seharusnya bisa membedakan pewarta karena membawa perlengkapan jurnalis seperti kamera dan kamera video.

"Saya yakin tidak ada jurnalis yang ingin menampilkan dramatisasi yang terjadi. Memang kita ada di sana untuk mengabarkan apa yang terjadi di sana. Saya lebih, memahami secara tdiak sengaja terkena lemparan dari demonstran karena mungkin masyarakat umum tak mengerti. Tapi kalau ini datang dari polisi, agak sulit dimengerti, kenapa bisa seperti itu?" ujarnya dalam program Sarapan Pagi KBR68H.

Deputi Divisi Advokasi AJI- Indonesia Iman D Nugroho juga mengingatkan kepada jurnalis agar berhati-hati saat meliput demonstrasi yang bisa berakhir ricuh. Sikap kehati-hatian diperlukan agar tidak menjadi korban.

Kemarin, wartawan televisi swasta Trans 7 Nugroho Anton tertembak peluru gas air mata saat meliput unjuk rasa penolakan harga BBM bersubsidi di Jambi. Dia terkena tembakan di bagian pelipisnya. Sementara di Ternate, wartawan setempat bernama Roby Kelerey juga terkena tambakan peluru karet di bagian kaki.

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending