Bagikan:

AJI Minta Polri dan Wartawan Evaluasi soal Pola Peliputan Unjuk Rasa

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia meminta Kepolisian dan wartawan melakukan evaluasi internal pasca tertembaknya dua orang wartawan saat meliput aksi demo penolakan kenaikan harga BBM.

NASIONAL

Selasa, 18 Jun 2013 08:42 WIB

AJI Minta Polri dan Wartawan Evaluasi soal Pola Peliputan Unjuk Rasa

trans 7. wartawan, tertembak, menko polhukam

KBR68H, Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia meminta Kepolisian dan wartawan melakukan evaluasi internal pasca tertembaknya dua orang wartawan saat meliput aksi demo penolakan kenaikan harga BBM.

Koordinator Divisi Advokasi AJI Indonesia, Aryo Wisanggeni mengatakan, polisi harus melakukan evaluasi internal terkait dengan pola penjagaan unjuk rasa agar tidak berujung kekerasan. AJI juga meminta, polisi mengusut kasus penembakan ini. Sementara jurnalis diminta memahami prosedur penjagaan polisi saat unjuk rasa.
 
"Ini juga penting untuk menjadi evaluasi bagi ke dua belah pihak. Terutama dalam peliputan ini. Apakah, barangkali polisinya yang bekerja tidak sesuai prosedur? Jika memang itu yang terjadi kami harap polisi mau mengakui. Atau jika memang dari sisi teknik rekan-rekan jurnalis, misalnya tidak memahami prosedur polisi sehingga terjadi situasi yang membahayakan dirinya, kami juga berharap rekan-rekan jurnalis lebih berhati-hati dalam meliput. Karena, bagaimanapun juga liputan teman-teman ini penting untuk disampaikan. Karena akan jadi percuma peliputan rekan-rekan, jika akhirnya kawan-kawan jurnalis kita menjadi terluka," ujar Aryo kepada KBR68H.

Sebelumnya, dua orang wartawan tertembak polisi saat meliput aksi demo penolakan penaikan harga BBM di Ternate dan Jambi. Mereka adalah Roby Kelerey, dan Anton Nugroho. Anton Nugroho diduga tertembak saat polisi berusaha membubarkan pendemo di yang berusaha masuk kantor DPRD Jambi. Saat kericuhan terjadi, salah seorang anggota polisi mulai melepaskan tembakan. Namun kejadian ini dibantah Menkopolhukam Djoko Suyanto.

Editor: Antonius Eko 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending