KBR, Jakarta- Presiden Joko Widodo mengingatkan jajarannya untuk menjaga kestabilan harga jagung pada saat terjadi kelebihan suplai. Itu disampaikan Jokowi saat meninjau panen raya jagung di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (03/04/24).
Jokowi menekankan agar tak ada pihak yang dirugikan dari turunnya harga jagung.
"Harga turun karena oversupply. Yang sebelumnya Rp7.000 sekarang sudah turun menjadi Rp4.200. Baik untuk peternak tapi kurang baik untuk petani. Ini lho menjaga keseimbangan seperti ini yang tidak mudah," ujar Presiden dalam keterangannya, Kamis, (2/5/2024).
Jokowi bilang, produktivitas jagung di setiap daerah harus meningkat. Kata dia, kondisi itu penting untuk menambah keuntungan serta meningkatkan pendapatan para petani.
"Misalnya kayak di sini pakai benih tangguh hasilnya tadi saya tanya 7-8 ton, kalau yang bisi juga sama bisa 7, 8, 9 ton. Nah produksinya harus itu, tapi ada yang di bawah 5 ton. Nah itu yang dengan harga Rp4.200 itu nggak nutup," ujar Jokowi.
Baca juga:
- Jokowi Klaim Produksi Jagung Nasional Terus Meningkat
- Panen, Limbah Bonggol Jagung di Rembang Ganggu Lingkungan
Presiden Jokowi berharap harga jagung terus meningkat. Sehingga terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran.
Jokowi meminta jajarannya agar melakukan perhitungan dengan baik.
"Kemarin kita sudah hitung-hitung dan kita dorong tapi kalau suplainya terlalu besar demand-nya tetap itu hukum pasarnya harga pasti turun karena oversupply," ucap Presiden.
Jokowi juga menginstruksikan jajarannya untuk mendorong industrialisasi di bidang pertanian. Menurutnya, itu menjadi upaya pemerintah dalam menjaga kestabilan harga.
"Hilirisasi ini memang yang terus akan kita dorong sehingga harga itu bisa lebih stabil, kalau ada industri harga akan lebih stabil. Tapi kalau jauh dari sini harus dibawa ke Jawa, dari sini harus dibawa ke Jawa Barat, ya memang cost-nya kemakan banyak di transpor," tutur Presiden.
Editor: Rony Sitanggang