KBR, Jakarta - Juru Bicara Vaksinasi covid-19, sekaligus Duta Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) Satgas Covid-19, Reisa Broto Asmoro mengungkapkan, Indonesia akan kedatangan suplai vaksin virus corona, Selasa (24/5/2021) besok.
Vaksin covid-19 yang akan datang itu merupakan produksi Sinovac, dan akan dikelola oleh PT Biofarma Tbk.
"Dengan rencana kedatangan vaksin Sinovac sebanyak 8 juta dosis bahan baku, yang kemudian akan diproses oleh PT Biofarma untuk menjadi vaksin siap pakai. Kedatangan vaksin ini dijadwalkan akan diterima besok, Selasa 25 Mei 2021. Dengan total 8 juta dosis vaksin yang akan diterima oleh Indonesia. Nantinya totalnya adalah lebih dari 80 juta dosis. Baik itu bahan jadi atau bahan baku tersebut," kata Reisa dalam konferensi pers, Senin (24/05/21).
Reisa Broto Asmoro menjelaskan, Indonesia telah menerima lebih dari 80 juta dosis vaksin, termasuk jenis vaksin produksi perusahaan lain yang didistribusikan untuk vaksin gotong royong.
"Pemerintah sudah bekerja keras sekali menyiapakan vaksinnya untuk kita. Maka mari kita sambut dengan siap divaksin pada saat giliran kita tiba," jelasnya.
Reisa juga mengajak masyarakat mempersiapkan diri untuk menerima vaksin Covid-19. Apalagi, kata dia, pemerintah juga telah mengumumkan orang dengan usia di atas 50 tahun, dapat didaftarkan untuk mendapatkan vaksinasi.
"Jadi sementara, pendaftaran vaksinasi untuk masyarakat berusia di atas 50 tahun ini baru terbuka di Balai Besar Pelatihan Kesehatan di Hang Jebat, Jakarta," ungkapnya.
Pendaftaran, kata Reisa, bisa dilakukan melalui laman dengan alamat loket.com/event/vaksinbbpk.
"Semoga hal ini dapat diikuti oleh sentra vaksin lainnya di seluruh Indonesia. Sehingga semakin banyak dan semakin cepat, masyarakat mendapatkan perlindungan terhadap Covid-19," ujarnya.
Reisa menambahkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga mulai menyasar kelompok penerima vaksin tahap ketiga, yaitu masyarakat rentan yang tinggal di daerah dengan risiko penularan Covid-19 tinggi.
"Tahap tiga ini bisa dilaksanakan pada saat pasokan vaksin mencapai ketersediaan sedang. Yaitu dapat mencakup 20 persen dari sasaran vaksinasi," tambahnya.
Menurut peta jalan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setelah petugas kesehatan, kelompok dengan resiko tinggi kematian penyakit berat atau komorbid, vaksinasi selanjutnya didistribusikan pada kelompok masyarakat rentan dari aspek kepadatan pendukuk, tingkat sosial, dan ekonomi.
"Pemprov DKI memulai dengan menyasar pemukiman padat, keluarga tingkat sosial ekonomi bawah, penyandang disabilitas, dan orang dengan gangguan jiwa," pungkas Reisa Broto Asmoro.
Editor: Kurniati Syahdan