KBR, Jakarta– Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (Id-SIRTII) mencatat korban virus ransomeware WannaCry sudah mencapai puluhan. Wakil Ketua Id-SIRTII Muhammad Salahuddien Manggalany mengatakan, instansi menjadi korban terbanyak, dengan banyaknya laporan yang masuk.
Kata Salahuddien instansi di pusat dan daerah melaporkan ke pihaknya terkait serangan virus ini. Selain instansi pemerintah, instansi swasta atau pun perusahaan juga banyak yang sudah menjadi korban.
“Kita belum bisa berikan data riilnya, tapi yang jelas tidak sampai ratusan. Ada sekitar puluhanlah. Rata-rata yang melapor instansi pemerintahan, di pusat atau pun di daerah,” katanya saat dihubungi KBR, Senin (15/05/17).
Salahuddien menjelaskan, saat ini belum ada solusi untuk menangani virus tersebut. Id-SIRTII tidak menyarankan korban virus WannaCry untuk membayar kepada pelaku.
“Karena tidak ada jaminannya setelah membayar, kita akan diberikan kuncinya. Kalau pun kita bayarkan, berarti kita mendukung mereka untuk melakukan kejahatan lagi. Memang untuk kasus seperti ini belum ada solusinya. Yang bisa kita lakukan ya melakukan pencegahan,” jelasnya.
Program jahat jenis Ransomware bernama Wanna Decryptor (WannaCRY) melanda hampir 100 negara di seluruh dunia. Di antaranya Inggris, Cina, Spanyol, Filipina termasuk Indonesia.
Ransomware jenis WannaCRY memanfaatkan kelemahan sistem operasi Windows yang dikenal dengan sebutan EternalBlue. Kelemahan ini sebelumnya dibocorkan kelompok hacker Shadow Broker hingga kemudian dikembangkan menjadi ransomware.
Editor: Rony Sitanggang