Bagikan:

Ormas Klaim Pelarangan Pertunjukkan Seni Karl Marx Disetujui Rektorat

Menurut perwakilan FUUI, Abdul Hadi, pembatalan dilakukan setelah pihaknya memberikan penjelasan kepada rektorat tentang adanya gerakan yang menyebarluaskan komunisme di kampus.

BERITA | NASIONAL

Selasa, 10 Mei 2016 17:09 WIB

Ormas Klaim Pelarangan Pertunjukkan Seni Karl Marx Disetujui Rektorat

Sampul buku Das Kapital karya Karl Marx. Foto: Istimewa

KBR, Bandung- Organisasi masyarakat (ormas) Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) mengaku pelarangan dan penghentian acara diskusi dan pementasan Seni Karl Marx mendapat restu pihak rektorat Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), Bandung.

Menurut perwakilan FUUI, Abdul Hadi, pembatalan dilakukan setelah pihaknya memberikan penjelasan kepada rektorat tentang adanya gerakan yang menyebarluaskan paham komunis di kampus.

"Pihak rektorat tadi mengeluarkan sebuah surat yang ditandatangani oleh Wakil Rektor yang menyatakan akan menutup seluruh kegiatan yang berbau komunis dan berafiliasi dengan pemahaman Marxisme dan lain - lain," ujarnya kepada KBR, Selasa (10/5).

Ormas FUUI siang tadi melarang mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), Bandung menggelar pertunjukan seni dan teater dari pandangan Karl Marx.  Seni  pertunjukan ini rutin dilaksanakan setiap bulan, sepekan sekali.

Juru bicara Sekolah Karl Marx ISBI Kota Bandung, Hilmi Zaeni mengatakan, berkas pembatalan acara ini dibacakan didepan sekertariat pers kampus, Daun Djati. "Dibacakannya itu sama pihak FPI. Suratnya itu diserahkan dari rektorat kepada FPI dan seluruh anggotanya.” Jelas Hilmi.

Kata dia, surat pembatalan acara ini bersamaan dengan diterbitkannya keputusan pembubaran Sekolah Karl Marx tanpa batas waktu yang ditentukan. Pembatalan acara dan pembubaran Sekolah Karl Marx oleh pihak rektorat ini menuai protes dari kalangan mahasiswa .

Editor; Malika

 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending