KBR, Jakarta - Realisasi proyek listrik 35 ribu megawatt hingga kini baru mencapai 10 persen dari target. Itu sebab, Presiden Joko Widodo meminta proyek ini dievaluasi secara menyeluruh.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengakui, pencapaian proyek ini memang relatif lambat. Kata dia, kalangan dunia usaha mulai meragukan target tersebut tercapai pada 2019.
"Sekarang secara keseluruhan, yang konstruksinya sudah 10% jadi sekitar 3500an mw. yang sudah dalam PPA mungkin sekitar 30%. Sisanya masih dalam persiapan pengadaan, sedikit lebih lambat dari target. Maka itu, presiden memberi warning lebih baik dilakukan evaluasi secara mendalam supaya nanti tidak di tengah jalan baru terasa" kata Sudirman Said, di kompleks Istana, Jumat (13/5).
Sudirman Said menambahkan, hasil evaluasi ditargetkan rampung sebelum bulan puasa untuk diserahkan kepada Presiden.
Kata dia, Presiden meminta dua kebijakan tetap dijaga, yakni kemudahan berusaha untuk menarik kalangan investor dan juga pembangunan energi terbarukan.
"Terutama memang policy-policy pemerintah yang dimaksudkan untuk memudahkan itu mesti dijaga. Policy peemrintah yang diarahkan untuk membangun energi terbarukan mesti dijaga" tambah Sudirman.
Sementara terkait proyek PLTU Batang yang sempat menuai protes, Sudirman Said mengatakan, pembangunan ditargetkan bisa dimulai awal Juni mendatang.
"Sudah menuju ke financial closing, dan mungkin awal Juni sudah bisa mulai kontruksi, mudah-mudahan tidak ada hambatan, karena tanah sudah beres, keuangan sudah beres, jadi tinggal jalan saja" ujar Sudirman.
Editor: Nurika Manan