KBR, Manado - Salah satu keluarga korban penyanderaan Abu Sayyaf mengaku sempat tak percaya dengan kabar pembebasan, Peter Tonsen Barahama, satu dari 10 WNI yang disandera di Filipina. Sopitje Selemburung, ibu kandung peter baru mendengar pembebasan putranya pada Senin, 2 Mei 2016 dari seorang wartawan. Saat itu ia tengah berada di Pelabuhan Manado untuk pulang ke Sangihe.
Lalu pada sore sekitar pukul 17.00 Wita, PT Brahma International menelepon dan memberikan kabar pembebasan tersebut. "Apalagi setelah saya lihat tayangan di televisi, saat Peter dan kawan-kawannya dibebaskan. Baru saya percaya 100 persen dan sangat bersyukur kepada Tuhan," ungkap Sopitje kepada KBR, Senin, 2 Mei 2016.
Siang ini, Sopitje bersama suami Charlos Barahama akan menjemput Peter Tonsen Barahama di Jakarta, lalu menuju Batam sebelum kembali ke Manado.
Editor: Damar Fery Ardiyan