Bagikan:

Umat Buddha : Konflik Rohingya Dimanfaatkan untuk Menyerang Kami

Ia memberi contoh, pengeboman di Vihara Ekayana 3 tahun lalu yang didasari motif rasa solidaritas pelaku terhadap etnis Rohingya.

BERITA | NASIONAL | AGAMA DAN MASYARAKAT

Kamis, 21 Mei 2015 21:13 WIB

Majelis Buddhayana Indonesia

Majelis Buddhayana Indonesia

KBR, Jakarta – Wakil Ketua Umum Majelis Buddhayana Indonesia, Sugiyanto meminta pemerintah setempat dan pihak internasional untuk segera menyelesaikan masalah pengusiran etnis Rohingya di Myanmar. Lantaran, kata dia, hal tersebut menjadi ancaman bagi umat Buddha di Indonesia dalam menjalankan ibadahnya. Ia memberi contoh, pengeboman di Vihara Ekayana 3 tahun lalu yang didasari motif rasa solidaritas pelaku terhadap etnis Rohingya.

“Ini kan kemudian dimanfaatkan oleh beberapa kelompok di sini untuk menekan kami yang sebetulnya gaad kaitannya sama sekali. Ya kita menunjuk hidung kan susah, ga usah jauh-jauh vihara ekayana di Jakarta Barat saja kan dibom itu kan berkaitan dengan isu rohingya,” kata Sugiyanto di Wahid Institute, Jakarta, Kamis (21/5/2015).

Lebih lanjut lagi, ia berharap konflik ini bisa selesai secara cepat lantaran dalam waktu dekat Umat Buddha akan merayakan Hari Raya Waisak pada 26 Juni mendatang. Dirinya khawatir akan terjadi lagi aksi-aksi yang tidak diinginkan atas nama solidaritas terhadap etnis Rohingya.

Selain itu dalam acara yang sama, perwakilan dari Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika (ANBTI), Kiai Maman juga menyayangkan permasalahan Rohingya yang diidentikkan perselisihan agama antara Buddha dengan Islam dijadikan alasan untuk mendiskreditkan kelompok tertentu di Indonesia. Menurut anggota DPR Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa tersebut saat ini kelompok Buddha yang ada di Indonesia menjadi was-was akibat mendapat tekanan dari kelompok ekstrimis yang memanfaatkan konflik etnis di Myanmar.

Editor: Malika



 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending