KBR, Jakarta - TNI menambah jumlah armada kapal patroli di perairan Aceh
terkait banyaknya pengungsi Rohingya dan Bangladesh yang memasuki
kawasan tersebut. Menurut juru bicara TNI Fuad Basya, penjagaan di
perairan Aceh diperketat dan menjaga agar kapal asing tidak berdokumen
dan membawa pengungsi tidak bisa masuk ke Indonesia. Kata dia, TNI terus
melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri jika menemukan
adanya pengungsi di kapal asing tersebut.
"Otomatis
ya, dengan adanya kejadian ini pengamanan akan diperketat, patroli akan
lebih diperketat. Angkatan Laut sekarang banyak sekali patroli di sana.
Tadinya hanya satu kapal, sekarang bisa dua sampai tiga kapal yang
patroli di sekitar sana. Tetapi itu sekali lagi saya katakan, jadi kita
tidak menemukan dari kapalnya, justru nelayan mengambil di tengah laut.
Nah, sekarang ini tengah diinterogasi apakah yang diambil nelayan mereka
di dalam laut, atau bagaimana mereka turun," jelas Juru bicara TNI
Fuad Basya saat dihubungi KBR, Sabtu (16/5).
Juru bicara TNI
Fuad Basya menambahkan, TNI mendapatkan informasi ada 2-3 kapal lagi
yang membawa banyak pengungsi dan sedang menuju ke Indonesia.
Sebelumnya, lebih dari seribuan pengungsi Rohingya asal Myanmar dan
Bangladesh terdampar di perairan Aceh Utara. Sebagian dari mereka
sakit dan kelaparan karena terombang-ambing di lautan selama
beberapa pekan. Mereka bertujuan ke Malaysia dengan harapan mendapatkan
pekerjaan di negeri jiran tersebut.
Editor: Rony Sitanggang