Bagikan:

Penggeledahan Rumah Novel Bentuk Upaya Kriminalisasi

LSM antikorupsi ICW menduga ada upaya mencari-cari kesalahan penyidik KPK Novel Baswedan dalam proses penggeledahan di rumahnya.

NASIONAL | BERITA

Jumat, 01 Mei 2015 16:40 WIB

Author

Yudi Rachman

 Koordinator ICW Emerson Yuntho. Foto: Antara

Koordinator ICW Emerson Yuntho. Foto: Antara

KBR, Jakarta - LSM antikorupsi, ICW menduga ada upaya mencari-cari kesalahan penyidik KPK Novel Baswedan dalam proses penggeledahan di rumahnya. Menurut Koordinator ICW Emerson Yuntho, proses penggeledahan yang dilakukan di rumah Novel dinilai tidak berhubungan dengan kasus penganiayaan yang disangkakan selama ini. Kata dia, tempat perkara kasus tersebut terjadi di Bengkulu dan tidak berhubungan dengan kediaman Novel yang berada di Jakarta. Sehingga, menurut dia, proses penggeledahan ini merupakan upaya kriminalisasi penyidik KPK.

"Kesan yang muncul ada upaya mencari-cari kesalahan dari Novel Baswedan seperti yang juga dialami Bambang Widjojanto dan Abraham Samad. Kita melihat ada proses yang tidak fair di situ. Kemudian, banyak kejanggalan-kejanggalan yang muncul kalau dari versi tim pembela hukumnya. Misalnya, proses penggeledahan di rumah Novel padahal kejadiannya ada di Bengkulu. Ini yang harus direspon oleh Presiden Jokowi, jelas Koordinator ICW Emerson Yuntho di Kontras, Jakarta, Jumat (1/5/2015).

Sebelumnya, penyidik Bareskrim Polri melakukan penggeledahan di rumah di empat rumah kediaman Novel. Beberapa penyidik bahkan memeriksa barang pribadi Novel Baswedan yang tidak berhubungan dengan kasus yang disangkakan kepolisian. Penyidik KPK Novel Baswedan, ditangkap penyidik reskrim Mabes Polri pada dini hari. Dia diseret ke Mabes Polri untuk diperiksa dalam kasus penganiayaan yang terjadi saat dia menjabat sebagai Reskrim di Bengkulu. Novel akhirnya ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok setelah menjalani pemeriksaan sekitar lima jam. Penahanan itu dilakukan dengan alasan NOvel Baswedan tidak kooperatif dalam proses pemeriksaan. 

Editor: Malika

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending