Bagikan:

Penangkapan Novel Buktikan Ada Dua Kepemimpinan di Tubuh Polri

Penangkapan dan pemeriksaan penyidik KPK Novel Baswedan tidak diketahui Kapolri Badrodin Haiti

BERITA | NASIONAL

Jumat, 01 Mei 2015 16:55 WIB

Author

Yudi Rachman

Penangkapan Novel Baswedan/KBR

KBR, Jakarta - LSM antikorupsi ICW menduga ada dua kepemimpinan di tubuh lembaga tribrata Polri. Menurut Koordinator ICW Emerson Yuntho, dugaan adanya dualisme kepemimpinan di tubuh Polri terlihat dari proses penangkapan dan pemeriksaan penyidik KPK Novel Baswedan yang tidak diketahui Kapolri Badrodin Haiti. Kata Emerson, dualisme itu makin terlihat terutama saat kepolisian getol menuntaskan kasus-kasus yang berhubungan dengan KPK seperti kasus Abraham Samad, Bambang Widjojanto dan Novel Baswedan.

"Itu artinya ada upaya yang menegaskan ada matahari kembar di dalam institusi Polri.Jadi, ada yang memerintahkan proses terhadap Novel Baswedan tanpa koordinasi dengan Kapolri. Ini artinya apa, ada dua perintah atau dua kepemimpinan dalam institusi Polri. Kalau itu dibiarkan tidak cukup baik buat kepolisian," jelas Koordinator ICW Emerson Yuntho di KontraS, Jakarta, Jumat (1/5).

Koordinator ICW Emerson Yuntho menambahkan, dualisme kepemimpinan dalam tubuh Polri itu akan mengakibatkan akan banyak berkonflik dengan lembaga yang pernah menangani kasus korupsi Wakapolri Budi Gunawan. Sehingga, prestasi Polri ke depan akan banyak berkutat pada operasi balas dendam terhadap orang-orang yang pernah memperkarakan Budi Gunawan.

Sebelumnya, penyidik KPK Novel Baswedan ditangkap anggota Reskrim Mabes Polri pada dini hari. Novel ditangkap dan diperiksa selama lima jam dan akhirnya ditahan di rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Rencananya, pada hari ini juga Novel akan dibawa ke Bengkulu untuk menjalani rekonstruksi kasus dugaan penganiayaan saat dirinya menjabat Kasatserse di Bengkulu. 

Editor: Malika

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending