KBR, Jakarta - Presiden Jokowi menyatakan tidak akan mengubah kebijakan
menghapus subsidi BBM bagi masyarakat meskipun berakibat dirinya tidak populer.
Menurut Presiden Jokowi, kebijakan pengalihan subsidi BBM sebuah langkah
tepat. Kata Jokowi, langkahnya ini akan membawa kemandirian bagi
masyarakat mengurangi beban negara dalam mensubsidi masyarakat.
"Satu
tahun memakan 300 triliun, itu berlangsung bertahun-tahun. Kenapa kita
pangkas, kita tidak masyarakat menjadi masyarakat konsumtif. Dan APBN
itu sebagian dari utang luar negeri. Ini yg mau kita alihkan. Memang
perubahan itu sakit, saya tahu banyak yg maki-maki saya. Untuk
awal-awal, saya siap tidak populer dan dimaki. Jangan pikir Jokowi itu
penakut. Waktu mengalihkan bbm tahun lalu sudah diiingatkan. Nggak ada
masalah buat saya," jelas Presiden Jokowi di Jambore Relawan Pendukung
Jokowi, Jakarta, Sabtu (16/5).
Presiden Jokowi menambahkan, dia juga akan konsisten
menjalankan program-program di sektor energi dan pangan. Di sektor
pangan, Presiden Jokowi masih mempertahankan kebijakan menghentikan
impor beras meskipun harga beras dalam negeri mengalami gejolak
kenaikan.
Editor: Rony Sitanggang