KBR, Jakarta– Daerah Istimewa Jogjakarta menjadi daerah dengan kejujuran tertinggi dalam mengerjakan soal Ujian Nasional SMA April kemarin. Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada hari ini, tingkat kecurangan di Kota Pendidikan tersebut kurang dari 10 persen saja. Kemudian daerah lain yang indeks kejujuran atau integritasnya di bawah 10 persen adalah Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Bengkulu, Kepulauan Riau, Gorontalo, dan Nusa Tenggara Timur. Sementara ada 15 provinsi yang tingkat kejujuran saat UN-nya lebih dari 50 persen, bahkan ada 3 provinsi yang tingkat kecurangannya hampir 90 persen. Namun, nama-nama daerah tersebut enggan diumumkan Kemendikbud.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan mengatakan pada tahun ini, data indeks integritas tersebut akan diberikan kepada seluruh daerah mulai Senin besok (18/8). Hal tersebut, kata dia, akan menjadi cerminan bagi kepala daerah setempat, sehingga bisa memperbaiki ekosistem pendidikan di Indonesia.
“Soal integritas kita akan sampaikan pada semua dan kita berharap pada daerah untuk memanfaatkan data ini untuk perbaikan. Kita ke depan justru akan tunjukkan prestas akademik dan prestasi kejujuran, jadi dua prestasi itu akan kita tunjukkan sama-sama per daerah dan per sekolah,” kata Anies di Jakarta, Jumat (15/5).
Anies mengatakan, dalam mengukur tingkat kejujuran di 34 provinsi terssebut ia menggunakan 2 indikator, yaitu keseragaman pola jawaban antar siswa dan temuan kerjasama mencotek antar siswa.
Selain itu, untuk UN berbasis komputer, Anies mengatakan indeks kejujurannya adalah nol. Menurut dia hal ini dikarenakan sulitnya murid untuk melakukan kecurangan lantaran sistem acak sampai pada per soal.
Ia menambahkan, hasil UN berbasis komputer pada daerah-daerah dengan indeks kejujuran baik tidak menunjukkan perbedaan dengan hasil UN berbasis kertas. Namun, pada daerah dengan indeks rendah hasil UN kertas lebih baik daripada hasil UN berbasis komputer.
Editor: Dimas Rizky