Bagikan:

Beras Sintetis, Pedagang di Bekasi Timur Merugi

"Menurun pasti, lihat saja sekarang. Masyarakat menjadi lebih hati-hati. Omzetnya kurang lebih menurun 30 persen."

BERITA | NASIONAL

Jumat, 22 Mei 2015 10:00 WIB

Beras Sintetis, Pedagang di Bekasi Timur Merugi

Petugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok menguji beras yang dijual di salah satu agen saat sidak beras sintetis di Pasar Cisalak, Depok, Jawa Barat, Kamis (21/5). ANTARA FOTO

KBR, Bekasi - Mencuatnya dugaan penjualan beras sintetis di Pasar Tanah Merah, Bekasi Timur beberapa hari ini, langsung berdampak pada pedagang beras lainnya di pasar tersebut. Willem yang sudah berdagang beras sejak tahun 2011 tersebut mengaku sejak ditutupnya Toko Beras Sembiring yang hanya berjarak satu kios darinya, omzetnya merosot hingga 30 persen.

"Menurun pasti, lihat saja sekarang. Masyarakat menjadi lebih hati-hati. Omzetnya kurang lebih menurun 30 persen," jelas Willem kepada KBR di Pasar Tanah Merah, Mustika Jaya, Bekasi Timur, Jumat (22/5/2015).

Ia menambahkan, sebelum isu tersebut rata-rata konsumen membeli 10 hingga 20 liter/hari. Namun, kini ia mengaku konsumen hanya membeli 1 hingga 2 liter/hari. Ia beralasan para konsumen ragu-ragu untuk membeli karena takut tokonya juga menjual beras sintetis.

Ketika ditanyakan soal Agen Pemasok Duren Jaya yang diduga memasok beras sintetis tersebut, Willem mengatakan dirinya tidak memasok dari agen tersebut. Ia mengatakan, hanya Pak Sembiring yang memasok beras dari agen tersebut, sedangkan dirinya langsung mengambil dari penggilingan dari Karawang.

Kedepannya ia berharap pemerintah bertindak secara preventif dibandingkan represif atau bertindak setelah ada kejadian. Menurut dia, hal tersebut hanya akan merugikan pedagang-pedagang kecil saja.

"Harapannya pemerintah lebih tegas lagi jangan baru terjadi kebakaran jenggot, salah menyalahkan dan selalu lebih hati-hati. Jangan selalu yang kena pedagang-pedagang kecil. Langsung saja ditindak sumbernya," lanjut Willem.

Terkait sulitnya membedakan beras sintetis dengan beras asli, Willem menyarankan konsumen untuk mencium aroma dan merasakan teksturnya. Ia berpendapat beras asli akan beraroma laiknya beras biasa dan ketika digigit akan mudah pecah seperi kapur.

"Sebenarnya beras yang benar itu ada aroma berasnya, kemudian tidak terlampau bening dan digigit pecah seperti kapur," terang Willem.



Editor: Quinawaty Pasaribu 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending