Bagikan:

Soal Panel Nasional, Komnas Ham Minta Kivlan Zein Usulkan Sendiri Ke Pemerintah

KBR, Jakarta- Komnas HAM meminta Kivlan Zen mengusulkan penyelenggaraan panel nasional langsung ke pemerintah.

NASIONAL

Selasa, 27 Mei 2014 14:22 WIB

Soal Panel Nasional, Komnas Ham Minta Kivlan Zein Usulkan Sendiri Ke Pemerintah

penculikan aktivis, mei 1998, prabowo, kivlan zen, komnas ham

KBR, Jakarta- Komnas HAM meminta Kivlan Zen mengusulkan penyelenggaraan panel nasional langsung ke pemerintah. Penyelenggaraan panel nasional ini untuk mengungkap fakta kasus penculikan yang terjadi pada 1997/1998.

Komnas HAM menyarankan hal itu karena Kivlan Zen menolak menjelaskan pengakuannya soal kasus penculikan para aktivis yang sempat diungkapnya di salah satu stasiun televisi swasta. (Baca: Senin Depan, Komnas HAM Panggil Lagi Kivlan Zen)

Anggota Komnas HAM Nur Kholis mengatakan saat ini pihaknya masih berusaha untuk memanggil paksa bekas pejabat militer itu lewat restu pengadilan.

"Atau melalui Menkopolhukam, sehingga itu bisa menjadi sesuatu komitmen nasional. Dan sebenarnya kita dari awal menyarankan hal yang demikian, selain proses yudisial ada proses non yudisial juga yang dimungkinkan untuk mengungkap kebenaran dalam pelanggaran kasus HAM di masa lalu.Oleh karena itu kalau beliau beranggapan demikian ya silahkan saja, kita menjalankan amanan Undang-undnag dan sesuai fungsi kita," kata Nur Kholis saat dihubungi KBR

Anggota Komnas HAM Nur Kholis meminta Kivlan Zein memenuhi panggilan lembaganya.

Sebelumnya Komnas HAM telah memanggil bekas pejabat militer tersebut dua kali, namun yang bersangkutan hingga kini menolak memenuhi panggilan tersebut. Kivlan beralasan dirinya baru mau mengungkap kebenaran terhadap kasus tersebut asalkan pemerintah atau Komnas HAM membentuk panel nasional dan forum rekonsiliasi bangsa.

Editor: Rony Rahmatha

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending