Bagikan:

Simak Kesaksian Aktivis Kasus Pemerkosaan 1998 di Buku Ini

KBR, Jakarta - Sudah banyak kisah tentang kasus pemerkosaan besar-besaran terhadap perempuan keturunan Tionghoa di tahun 1998. Namun buku 'Tragedi Mei 1998 dan Lahirnya Komnas Perempuan' memberikan perspektif berbeda.

NASIONAL

Rabu, 14 Mei 2014 15:37 WIB

Simak Kesaksian Aktivis Kasus Pemerkosaan 1998 di Buku Ini

kerusuhan, reformasi, HAM

KBR, Jakarta - Sudah banyak kisah tentang kasus pemerkosaan besar-besaran terhadap perempuan keturunan Tionghoa di tahun 1998. Namun buku 'Tragedi Mei 1998 dan Lahirnya Komnas Perempuan' memberikan perspektif berbeda.

Buku ini ditulis oleh Dewi Anggraeni. Dia adalah seorang penulis fiksi dan non-fiksi. Dewi menetap di Australia dan aktif menulis di media massa.

Dewi bercerita sudah melakukan riset selama 1 tahun. Dia menelusuri kasus pemerkosaan saat reformasi meletus. Dewi mendapatkan cerita kasus pemerkosaan itu dari banyak pihak, terutama aktivis. Semisal Saparinah Sadli, yang di tahun 1998 menjadi ketua program studi Kajian Wanita Pasca Sarjana di Universita Indonesia. Selanjutnya Sapatinah menjadi Ketua Komnas Perempuan pertama.

Dewi juga mewawancarai para pendamping korban pemerkosaan. Salah satunya Rita Serena Kolobonso. Saat itu Rita memimpin LSM, Yayasan Mitra Perempuan.

Cerita-cerita itu Rita rangkum dalam buku setebal 214 halaman yang diterbitkan Kompas Gramedia itu. Melalui buku itu, Dewi ingin mengingatkan jika perkosaan besar-besaran perempuan Tionghoa saat itu nyata. Sementara sampai saat ini negara masih menganggapnya itu masih dugaan. Sebab sampai sekarang Kejaksaan Agung belum mengakui adanya kasus pemerkosaan itu.

"Kejadian ini benar-benar ada. Banyak yang cerita. Tapi negara masih menganggap itu tidak ada karena alasannya nggak ada barang bukti. Lho kalau mau bukti forensik, ini sudah lama sekali kejadiannya," kata Dewi saat peluncuran bukunya itu di Gramedia Matraman Jakarta, Rabu (14/5).

Padahal kasus pemerkosaan perempuan Tionghoa ini masuk ke dalam laporan dan rekomendasi Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Peristiwa Tanggal 13-15 Mei 1998. Dalam poin 6 dan 7 rekomendasi itu tercatat telah terjadi kekerasan seksual, termasuk perkosaan, dalam peristiwa Kerusuhan tanggal 13-14 mei 1998. Sejumlah kasus yang dapat diverifikasi dan disimpulkan telah terjadi perkosaan yang dilakukan terhadap sejumlah perempuan oleh sejumlah pelaku di bebagai tempat yang berbeda dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan. Korban adalah penduduk Indonesia dengan berbagai latar belakang, yang diantarannya kebanyakan adalah etnis Cina.

Hanya saja belum dapat dipastikan bahwa kekerasan seksual yang terjadi merupakan kegiatan yang terencana atau semata ekses dari kerusuhan. Tidak ditemukan fakta tentang adanya aspek agama dalam kasus kekerasan seksual. Juga disimpulkan, bahwa perangkat hukum positif tidak memadai dan oleh karena itu tiadak responsif untuk memungkinkan semua kasus perkosaan yang ditemukan atau dilaporkan dapat diproses secara hukum dengan segera.

"Sayangnya sampai saat ini siapa pelakunya itu, belum terungkap dan kita melupakan begitu aja. Dalam buku itu saya sampaikan sebuah keyakinan kalau peristiwa pemerkosaan itu memang dilakukan terencana," kata Dewi.

Lewat bukunya itu, Dewi tidak menyajikan kisah baru dan tidak ada cerita korban yang dia tulis. Cerita-cerita aktivis perempuan yang ada di buku itu pun sudah banyak dilansir secara terpisah dalam media massa sejak 1998.

"Tidak ada yang baru satu pun, dan orang-orang yang menjadi korban tidak saya gali. Kita tidak perlu sadistik. Yang perlu kita tahu, sudah ada bukti-bukti kalau kasus pemerkosaan itu ada," jelas dia.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending