KBR, Jakarta - Kementrian Perindustrian bekerjasama dengan 25 laboratorium di sejumlah negara pengimpor mainan anak. Kepala Pusat Standardisasi Kementerian Perindustrian Tony Sinambela mengatakan kerjasama dilakukan untuk memudahkan puluhan perusahaan mainan asing melakukan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI). Kerjasama ini juga dilakukan untuk menghemat biaya pengiriman petugas Indonesia ke luar negeri. (Baca: Industri Kecil Sulit Dapat SNI Mainan Anak)
"Di berbagai negara, di Tiongkok, Hongkong, Thailand, Turki, Meksiko juga ada,di Inggris. (memang tempat asal impor mainan itu sendiri ya Pak?),kan kita juga melihat ini kan kebijakan baru, kalau kita menunjuk Lab luar itu namanya memfasilitasi importir. Itu kita kasih waktu dua tahun itu dalam rangka supaya,lab uji kita supaya diakui sama negara-negara tersebut," kata Tony kepada KBR.
Pusat Standardisasi Kementerian Perindustrian Tony Sinambela menambahkan kerjasama juga dilakukan guna mensosialiasikan laboratorium milik Indonesia agar diakui negara lain.
Hingga saat ini sudah ada 80-an perusahaan produsen lokal dan asing mainan anak yang mendaftarkan label sertifikasi SNI. Mulai 30 April kemarin,mainan anak tak ber-SNI dilarang beredar. Aturan ini untuk melindungi anak-anak dari masalah keamanan, keselamatan, dan kesehatan.
Editor: Irvan Imamsyah