Bagikan:

Renungan Malam 'Misteri Marsinah' di Hari Buruh Internasional

KBR68H, Surakarta - Puluhan lilin menyala berjajar di Bundaran Gladak kota Surakarta, Kamis (1/5) malam. Poster bergambar aktifis buruh, Marsinah, terpajang di antara deretan lilin yang menyala tersebut.

NASIONAL

Jumat, 02 Mei 2014 09:31 WIB

Renungan Malam 'Misteri Marsinah' di Hari Buruh Internasional

marsinah, buruh, demo, jokowi

KBR68H, Surakarta - Puluhan lilin menyala berjajar di Bundaran Gladak kota Surakarta, Kamis (1/5) malam. Poster bergambar aktifis buruh, Marsinah, terpajang di antara deretan lilin yang menyala tersebut.

Doa khusyuk dan puisi betema Marsinah dilantukan para aktivis buruh, mahasiswa, dan aktivis LSM HAM dan perempuan di Surakarta. Juru bicara aksi tersebut, Syaifudin Hafiz, mengatakan perayaan hari buruh jangan melupakan kasus kematian aktivis buruh.

Sudah hampir seperempat abad silam kasus Marsinah. Hingga kini belum terungkap. Syaifuddin mendesak pemerintah membongkar kasus tersebut.

“Sebetulnya inti kita ingin memperingati Hari buruh, kita ambil ikon perjuangan Buruh, Marsinah, hanya saja aksi buruh ini tidak kita lakukan dengan berdemo, tetapi kita tampilkan aksi seniman dan budaywan atau pegiat HAM, Perempuan, dan mahasiswa, kenapa kita pakai sosok Marsinah adalah tidak lain untuk melawan lupa bahwa kasus tersebut belum tuntas,” kata Syaifudin.

“Kalau ada satu-dua orang di kasus tersebut secara hukum dinyataan sebagai pelaku, ya bukan rahasia lagi kalau orang-orang tersebu hanya menajdi kambing hitam, padahal masih ada aktor intelektual di balik kasus kematian Marsinah. Siapa aktor intelektualnya sampai sekarang belum terungkap. Itu baru kasus kematian Marsinah, belum kasus kematian Munir, wartawan Udin, dan sebagainya. Ada aktor-aktor intelektual yang belum terungkap. Tugas pemerintah dalam hal ini negara untuk membongkar kasus ini secepatnya agar masyarakat percaya pemerintah serius menangani kasus pelanggaran HAM,” lanjur Syaifudin.

Marsinah adalah seorang aktivis dan buruh pabrik  di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur yang diculik dan kemudian ditemukan terbunuh pada 8 Mei 1993 setelah menghilang selama tiga hari. Mayatnya ditemukan di hutan dengan tanda-tanda bekas penyiksaan berat.

Kasus ini menjadi sorotan dan catatan Organisasi Buruh Internasional (ILO) dengan dikenal sebagai kasus 1773.

Editor: Pebriansyah Ariefana

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending