Bagikan:

Perempuan Gelar Aksi Lilin Untuk Korban Perkosaan Mei

KBR, Jakarta

NASIONAL

Rabu, 14 Mei 2014 16:08 WIB

Author

Luviana

Perempuan Gelar Aksi Lilin Untuk Korban Perkosaan Mei

komite, aksi, perempuan

KBR, Jakarta – Lilin bertuliskan “Perempuan Melawan Lupa”  tertata rapi di selasar bundaran Hotel Indonesia. Lilin ini satu-persatu tersapu oleh angin dan kemudian hujan yang mengguyur deras secara tiba-tiba.

“ Lilin-lilin yang tersapu angin dan hujan ini sebagai tanda bahwa banyak perempuan yang menjadi korban dan tidak pernah dituliskan namanya hingga ini. Aksi lilin ini kami persembahkan bagi perempuan korban perkosaan Mei yang tak pernah diakui identitasnya sebagai korban hingga kini,” teriak salah satu buruh perempuan, Dina Ardiyanti.

Aksi lilin ini dilakukan oleh para buruh perempuan dan aktivis perempuan yang tergabung dalam Komite Aksi Perempuan (KAP), Selasa (14/5) malam. Aksi dilakukan sebagai bentuk keprihatinan mereka terhadap kekerasan seksual dan perkosaan yang menimpa para perempuan Tionghoa 16 tahun silam.

Komite Aksi Perempuan juga menyebutkan bahwa jumlah kasus kekerasan seksual yang dilakukan pada 13 Mei- 3 Juli 1998 yang dihimpun Tim Relawan Kemanusiaan  ada 168 perempuan yang menjadi korban perkosaan seksual dan pelecehan seksual dan 20 diantaranya tewas. Hingga kini yang masih hidup mengalami luka fisik dan trauma psikologis.

Dalam satu tuntutannya, mereka meminta pemerintah mengakui identitas para perempuan ini sebagai korban karena hingga 16 tahun berlalu, para perempuan korban Mei 1998 tak pernah diakui sebagai korban. Mereka menjadi korban pemerintah orde baru dan militer.

“ Ada banyak ratusan korban tak hanya di Jakarta, tetapi juga banyak korban di daerah yang tak diketahui identitasnya. Mereka adalah pahlawan-pahlawan reformasi  yang mengantarkan kita hingga pada titik sekarang ini,” ujar salah satu peserta aksi, Ririn Sefsani.

Komite Aksi Perempuan juga meminta aparat milter bertanggungjawab dalam kasus ini.

“ Lilin ini terang kemudian gelap, namun para perempuan tak pernah berhenti untuk melawan,” ujar salah satu buruh perempuan menutup aksinya.



Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending