Bagikan:

Penculikan Aktivis 98, Pernyataan Kivlan Zen Belokkan Fakta

KBR68H, Jakarta - Pengamat Intelejen Al-Araf mengajak masyarakat tidak menelan mentah-mentah pernyataan Mayor Jendral (Purn) Kivlan Zen ketika bercerita soal kasus penculikan aktivis 1998 yang dilakukan Kopassus. Kivlan dinilai membelokkan fakta.

NASIONAL

Jumat, 02 Mei 2014 11:42 WIB

Penculikan Aktivis 98, Pernyataan Kivlan Zen Belokkan Fakta

penculikan aktivis, prabowo, pemilu

KBR68H, Jakarta - Pengamat Intelejen Al-Araf mengajak masyarakat tidak menelan mentah-mentah pernyataan Mayor Jendral (Purn) Kivlan Zen ketika bercerita soal kasus penculikan aktivis 1998 yang dilakukan Kopassus. Kivlan dinilai membelokkan fakta.

Sebelumnya Kivlan bercerita jika Prabowo Subianto tidak bersalah dalam kasus penghilangan paksa aktivis 1998. Dalam sebuah program di TV Swasta, Kivlan mengatakan 13 aktivis yang hilang itu diculik oleh sebuah operasi intelijen yang dilankan pasukan anti Prabowo.

Saat kasus penculikan itu Kivlan menjabat sebagai Kakostrad. Sementara Pangkostrad dijabat Letjen Prabowo Subianto. (Baca: Penculikan Aktivis 1998, IKOHI: Periksa Kivlan Zein!)

Al - sapaan akrab Al Araf - menjelaskan keterlibatan Prabowo dalam penghilangan paksa itu sudah tercatat dalam laporan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Komnas HAM mewawancarai 7 saksi yang juga sebagai korban penculikan. Mereka mengatakan berada bersama 13 nama aktivis yang hilang di Markas Koppasus di Cijantung.

"Pertama apa yang yang sampaikan Kivlan belum tentu dikatakan benar, khususnya ada penyebutan ada operasi intelejen lain. Menurut laporan Komnas HAM, 13 orang yang hilang itu juga berada di dalam tahanan yang sama Markas Kopassus di Cijantung. Itu berdasarkan keterangan 7 saksi yang dibebaskan oleh Kopassus," jelas Al saat berbincang dengan KBR68H, Jumat (2/5).

Al tetap menegaskan dalam laporan itu Prabowo sebagai pimpinan Kopassus ikut bertanggungjawab. "Disebutkan ada operasi intelijen melawan Prabowo, saya anggap ada upaya Dis-informasi," jelas Al.

Sebelumnya, dalam pergolakan 1998 masih ada 13 aktivis yang hilang hingga kini. Mereka adalah Wiji Thukul, Petrus Bima Anugrah, Herman Hendrawan, Suyat, Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Noval Al Katiri, Ismail, Ucok Siahaan, Hendra Hambali, Yadin Muhidin dan Abdun Nasser.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending