Bagikan:

PBB dan PKPI Tolak Hasil Rekapitulasi

KBR, Jakarta - Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) menolak menandatangani hasil rekapitulasi suara.

NASIONAL

Sabtu, 10 Mei 2014 10:01 WIB

PBB dan PKPI Tolak Hasil Rekapitulasi

PBB dan PKPI tolak rekapitulasi, PBB menolak rekapitulasi, rekapitulasi suara nasional

KBR, Jakarta - Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) menolak menandatangani hasil rekapitulasi suara. Saksi Partai Bulan Bintang Sahar L Hasan beralasan, suara partainya digembosi dan dialihkan ke partai lain. Menurutnya, PBB layak mendapat suara lebih banyak dari 1,4% suara nasional.

"Pembiaran oleh KPU, pemilu belum selesai dibuat hitung cepat. Sehingga saksi-saksi kita yang ada di semua dapil tidak menjaga suara. Sehingga suara partai yang ada di TPS, KPUD, menjadi belanjaan dari partai-partai lain. Seharusnya bisa lolos ambang batas parlemen? Iya, kita lolos," kata Saksi Partai Bulan Bintang Sahar L Hasan di KPU, Sabtu (10/05).

Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia PKPI juga menolak menandatangani rekapitulasi suara dengan alasan serupa. Partai Bulan Bintang mengaku akan membawa sengketa suara itu ke Mahkamah Konstitusi. Sebelumnya, rekapitulasi nasional KPU menetapkan dua partai tidak lolos ambang batas parlemen 3,5%. Kedua partai itu adalah PBB dan PKPI. PBB hanya memperoleh 1,4% suara dan PKPI kurang dari 1% suara.

Rekapitulasi secara nasional menunjukkan PDI-P meraih suara terbanyak, yakni 23 juta lebih atau sekitar 18,95 persen suara. Posisi kedua diisi Partai Golkar dengan 14,75 persen suara, disusul Partai Gerindra pada peringkat ketiga dengan raihan suara 11,81 persen atau 14 juta lebih suara. Hasil perolehan masing-masing partai tersebut tak jauh berbeda dengan hasil hitung cepat berbagai lembaga survey nasional.

Editor: Fuad Bakhtiar

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending