KBR, Jakarta - Koalisi mahasiswa dan masyarakat Indonesia yang ada di Australia sepakat menolak calon presiden yang ingin membawa NKRI ke arah fasisme. Mereka menilai proses pilpres tak sekadar memilih presiden untuk lima tahun ke depan. tapi juga untuk memastikan masa depan Indonesia yang bersatu, setara, merdeka, dan berbhinneka.
Namun kini ada kekuatan politik yang membelah Indonesia secara kultural, dengan memposisikan identitas keyakinan tertentu secara dominan dengan meminggirkan identitas-identitas yang lain.
Kekuatan politik bertendensi fasis tengah mengonsolidasikan kekuatannya untuk mendapat simpati rakyat. Dengan jargon pemurnian agama, disertai ancaman terhadap keyakinan kelompok-kelompok yang dituduh sesat, serta penolakan yang teguh terhadap agenda penegakan hak azasi manusia.
Kekuatan ini mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia yang mendasarkan dirinya pada kebhinnekaan serta persatuan atas dasar kemanusiaan dan keadilan sosial.
Koalisi Mahasiswa Dan Masyarakat Indonesia Se-Australia Anti-Fasisme mengeluarkan Deklarasi Perth yang berisi lima tuntutan, antara lain menolak keberadaan calon presiden yang diidentifikasi sebagai bagian dari kekuatan yang bertendensi fasisme.
“Kami juga Menuntut para calon presiden yang ikut dalam Pemilu 2014 agar menjunjung tinggi kebhinnekaan serta persatuan Indonesia berdasarkan keadilan sosial. Masyarakat diminta agar menyatukan diri untuk tidak mendukung kekuatan politik bertendensi fasis dan anti-kebhinnekaan,” kata koalisi.
Aksi ini juga mendapat dukungan dari mahasiswa dan warga Indonesia yang ada di kota-kota lain seperti Canberra, Sydney, Newcastle, Brisbane.