Kematian Gajah di Riau Pekan Lalu Diduga Karena Diracun

KBR, Jakarta - Lembaga pemerhati satwa WWF menduga kematian Gajah di Desa Lubuk Kembang Bungo, Riau karena diracun.

Dugaan ini muncul lantaran di tempat yang sama juga ditemukan gajah yang mati diracun. Juru Bicara WWF Riau Syamsidar meminta BKSDA dan kepolisian mengusut kasus ini.

"Dugaannya karena diracun, karena sebelumnya di sekitar lokasi ditemukan, beberapa kerangka, sebenanrnya ini penegakan hukum yang bisa menyelesaikan, karena di sana kematian gaja meningkat tajam," kata Syamsidar, Minggu (4/5).

Sementara itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) membantah matinya gajah di Desa Lubuk Kembang Bungo, Pelalawan karena kurangnya pengawasan. Kepala BKSDA Riau Kemal Amas mengklaim selama ini pihaknya sudah maksimal dalam bekerja. Kata dia pihak pengkritik seharus ikut membantu dalam pelestarian gajah, tidak hanya sekedar bicara.

"Tidak ada pembiaran jadi kalau ada salah satu pihak yang mengatakan itu tidak ada, kemampuan kita juga untuk menyelidiki, terbatas, tinggal rangka seperti itu itu kan kalau mereka mau menyerang memang itu kerjaan pihak tertentu lah," kata Kemal.

Pekan lalu, seekor Gajah Sumatera ditemukan mati dalam lahan konsesi perusahaan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Bangkai gajah itu semula ditemukan Tim Monitoring Gajah World Wild Fund (WWF).

Data WWF Riau menyebutkan keberadaan habitat gajah di Riau terancam punah. Dari 12 kantong gajah yang tersebar di Riau, tiga di antaranya dinyatakan punah. Sepanjang tahun 2014 ini, kasus kematian gajah di Riau mencapai 17 ekor, cenderung meningkat dari tahun sebelumnya 13 ekor.

Sedangkan kasus kematian gajah sejak 2004 mencapai 100 ekor lebih, tapi tidak satu pun pelaku diproses secara hukum.

WWF menilai pemerintah tidak serius menangani kematian gajah di Riau. Lembaga pemerhati satwa WWF menyebut, ketidakseriusan tersebut terlihat dari belum adanya pelaku pembunuhan gajah yang disidangkan selama tiga tahun terakhir.

Editor: Pebriansyah Ariefana