Bagikan:

Jika Wiji Thukul Masih Hidup, Buruh Tak Mungkin Dukung Prabowo Jadi Presiden

KBR68H, Jakarta - Anak aktivis pergerakan 98 yang hilang, Wiji Thukul, Fitri Nganthi Wani kesal bukan main ketika elit kelompok buruh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia menudukung Prabowo Subianto sebagai presiden 2014.

NASIONAL

Jumat, 02 Mei 2014 11:57 WIB

Jika Wiji Thukul Masih Hidup, Buruh Tak Mungkin Dukung Prabowo Jadi Presiden

penculikan aktivis, prabowo, pemilu

KBR68H, Jakarta - Anak aktivis pergerakan 98 yang hilang, Wiji Thukul, Fitri Nganthi Wani kesal bukan main ketika elit kelompok buruh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia menudukung Prabowo Subianto sebagai presiden 2014. Fitri masih beranggapan Prabowo lah sebagai sosok yang bertanggungjawab atas penghilangan paksa ayahnya dan 12 orang lainnya.

Dalam status Facebooknya, Jumat (2/5) siang, Fitri menilai langkah buruh untuk mendukung Prabowo nyapres adalah salah. Fitri mengganggap buruh melupakan sejarah kelam masa lalu.

"Kecewa Tingkat Dewa! Kalaupun msh hidup, bapak sy, Wiji Thukul, Herman, dan kawan2 yg raib sebagai pejuang buruh lainnya tak mungkin pernah dukung Prabowo! Baru "ketemu" mulut manisnya sehari aja udah lupa ingatan ya mas2 dan mbak2? Atau memang pengetahuan akan sejarahnya minim? Situ tau gk siapa yg bikin bapak sy hilang? Kalau situ bilang dukung Prabowo lalu bilang semoga bapak sy msh hidup, mending jauh2 deh dari WijiThukul! Udah ngilangin orang, gaji buruhnya sendiri 5 bulan gk dikasih, skrg teriak2 belain buruh. Sakit jiwa akut! SAYA MELAWAN LUPA!!!!!!!" begitu isi status Fitri.

Sebelumnya pimpinan KSPI, Said Iqbal terang-terangan mendukung Prabowo sebagai presiden. Bekas Caleg PKS itu juga mengklaim 4 juta buruh mendukung bekas Pangkostrad itu. Dukungan itu diucapkan setelah Prabowo melakukan kontrak politik akan mengabulkan 10 permintaan buruh saat dirinya duduk di kursi empuk RI 1.

Di sisi lain, Prabowo dianggap menjadi orang yang paling bertanggungjawab dalam pelanggaran HAM berat penculikan 23 aktivis dan penghilangan 13 aktivis. Bahkan Komnas HAM sudah membawa kasus itu ke Kejaksaan Agung untuk diproses. Sayangnya kasus itu masih mandek.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending